Petugas kepolisian serta simpatisan Partai Persatuan Pembangunan berjaga di depan kantor DPP PPP, Jakarta, Ahad (20/4). (Republika/Agung Supriyanto)
REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Direktur Eksekutif Lingkar Madani (Lima) Indonesia Ray Rangkuti mengatakan, konflik internal PPP akan membuat suara partai itu terbelah. Sehingga tokoh partai yang didukungnya tidak mungkin menjadi calon presiden.
"Tentu saja susah menyebut gerbong PPP sudah ke Gerindra atau mungkin ke gerbong lain manakala kepengurusan PPP terpecah seperti saat ini," kata Ray kepada RoL, Ahad (20/4).
Kata Ray, Suryadarma Ali dan Romahurmuziy (Romi) memang kader partai yang memiliki pengikut setia dan juga mempunya akar rumput yang sama. Jadi kata Ray, dukungan terpecah seperti saat ini, susah dijadikan sebagai dasar hukum penetapan koalisi.
"Artinya, SDA akan kesulitan secara administratif untuk mengarahkan suara atau kursi DPR merapat ke Gerindra," katanya.
Dijelaskan Ray, karena suatu partai jika menyatakan dukungannya terhadap partai lain harus ada persetujuan dari ketum dan sekjen yang disahkan dengan adanya tandatangan kedua petinggi partai itu. Jadi, menurut Ray, jika dilihat dari sisi administrasinya, Gerindra belum mendapatkan tambahan suara atau kursi dari PPP.
Jadi kata Ray, dengan suara terbeleh di PPP, suara Gerindra kira-kira masih di pusaran 12 atau 13 persen. Karena hanya memiliki tambahan suara sekitar 6 persen dari PPP yang tidak serta merta didapatkan.
"Artinya dukungan SDA ke Gerindra masih semata dukungan politik bukan suara atau kursi," katanya.
Selain itu juga kata Ray, dukungan Emron Pangkapi, dari kubu non SDA ke rencana koalisi Indonesia Raya, bukan suara atau kursi. Jadi dengan begitu, koalisi ini hanya mampu meraih suara maksimal 26 persen.