Tak Mampu Angkat Hanura, Hari Tanoe Disalahkan
Jumat , 25 Apr 2014, 17:31 WIB
Harry Tanoesoedibjo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Sekretaris Jendral DPP Hanura, Kristiawanto menilai kegagalan Hanura mencapai target suara di pemilu legislatif (pileg) 2014 karena kesalahan Harry Tanoesoedibjo.

Sebagai Ketua Badan Pemenangan Pemilu Hanura, Harry dianggap tidak menjalankan program dan strategi yang sudah ditetapkan partai. "Ini kegagalan Bapilu karena tidak jalankan kebijakan DPP Partai yang sudah diambil saat rapimnas," kata Kristiawanto saat dihubungi wartawan, Jum'at (25/4).

Kristiawanto menuntut pertanggungjawaban kinerja Harry kepada seluruh kader Hanura. Menurutnya, Harry mesti mundur dan kembali menjadi pengusaha.

Kekuatan finansial yang dimiliki Harry menurut Kristiawanto sebaiknya disalurkan untuk kepentingan bangsa bukan politik. "Kalau perlu Harry mundur kembali ke habitatnya sebagai pengusaha," ujarnya.

Hanura sebenarnya sudah membentuk konsep pemenangan di 77 daerah pemilihan untuk pemilu legislatif. Targetnya Hanura mesti mendapat minimal satu kursi di masing-masing dapil. Tapi Harry justru menetapkan target muluk sebanyak 120 kursi.

Kesalahan Harry, kata Kristiawanto, dia tidak menggerakan mesin partai di akar rumput. Bapilu hanya dikelola orang-orang yang bukan murni kader Hanura. "Jadi aparat di bapilu bukan aparat pengurus partai," katanya.

Kesalahan lain Harry adalah tidak memberdayakan saksi di hari-hari menjelang pemilu. Di detik-detik akhir pemilu, saksi yang sudah disiapkan partai diambil alih oleh Bappilu sehingga banyak di antara para saksi yang tidak mendapat bayaran kerja.

Alhasil, bukannya memilih Hanura, para saksi justru membuat gerakan tidak memilih Hanura. "Itu jelas kesalahan Bappilu dalam mengambil kebijakan," katanya.

Redaktur : A.Syalaby Ichsan
Reporter : Muhammad Akbar Wijaya
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar