PDIP Sebut Penghitungan Suara Hasil Rekayasa
Jumat , 02 May 2014, 18:23 WIB
Republika/Musiron
Penghitungan Suara

REPUBLIKA.CO.ID, KENDARI -- Fungsionaris DPD Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Sulawesi Tenggara, La Ode Ota menyatakan, data perhitungan suara pemilihan legislatif (Pileg) yang diplenokan KPU Sultra di Kendari, merupakan data hasil rekayasa.


"Data hasil perhitungan suara dari setiap KPU di Sultra, tidak asli lagi. Data asli hasil perhitungan suara yang diperoleh masing-masing calon anggota legislatif dari partai politik ada di formulir C1," katanya di Kendari, Jumat (2/5).

Oleh karena itu kata dia, PDIP menolak hasil pleno perhitungan suara pileg yang dilakukan KPU Sultra. PDIP juga meminta KPU Pusat menghitung ulang suara melalui fomulir C1 yang tersimpan di dalam kotak suara.

Menurutnya, data hasil perhitungan suara asli yang diperoleh masing-masing caleg dan partai politik, ada di formulir C1 yang berhologram, bukan data hasil pleno KPU Sultra.

"Data perhitungan suara hasil pleno KPU Sultra sudah direkayasa. Itu karena data hasil pleno KPU berbeda dengan data yang terdapat dalam formulir C1," katanya.

Menurut dia, hasil rekapitulasi perhitungan suara yang dihimpun dari para saksi partai yang ditempatkan di setiap TPS, perolehan suara caleg PDIP mencapai 104.000 lebih. Saat pleno perhitungan suara di tingkat KPU Sultra kata dia, jumlah perolehan suara PDIP sudah berkurang sisa sebanyak 95.000 lebih.

"Jelas perubahan jumlah perolehan suara PDIP yang dihimpun dari para saksi itu, akibat kecurangan yang diduga melibatkan penyelenggara pemilu," katanya.

Akibat kecurangan yang diduga melibatkan oknum penyelenggara Pemilu tersebut, PDIP gagal menempatkan wakkilnya di DPR RI Senayan Jakarta.

"Kita berharap KPU Pusat menghitung ulang suara dengan menggunakan data formulir C1 yang terdapat di dalam kotak suara, bukan menggunakan data dari KPU yang sudah direkayasa," katanya.

Redaktur : A.Syalaby Ichsan
Sumber : Antara
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar