REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kader Partai Hanura Hendrik Kawilarang Luntungan menilai pernyataan pribadi yang dilontarkan Yuddy Chrisnandi dan Kristiwanto yang menyudutkan Ketua Bapilu Hanura, Hary Tanoe (HT) telah mengusik soliditas dan memancing kemarahan pengurus DPP Hanura dan kader dari berbagai wilayah di indonesia
Sebelumnya, Yuddy menyebut HT merupakan orang yang paling bertanggung jawab atas perolehan suara Hanura pada Pileg 9 april lalu. Menurut Hendrik, pernyataan Yuddy itu terlalu lancang dan bahkan melecehkan institusi partai.
"Reaksi publik melalui media sosial juga sangat kritis dalam merespons apa yang dilontarkan kedunya. Keduanya dianggap prustasi dan putus asa atas ketidakberhasilan mereka dalam memenangkan pertarungan Pileg 9 April lalu," ungkap Hendrik, Rabu (7/5).
Menurut dia, Yuddy dan Kristiwanto sudah seharusnya introspeksi dan meminta maaf kepada partai dan kader atas pernyataan-pernyataannya yang tidak etis. Hendrik menilai sikap Yuddy bertentangan dengan nilai-nilai partai yang harus dipegang teguh oleh setiap pimpinan dan kader, yaitu kesantunan dan keterbukaan dalam menerima kritik.
''Saya sebagai kader, menilai Yuddy sudah sangat tidak layak menjadi pimpinan Partai Hanura. Dan meminta kepada pimpinan partai untuk segera memanggil Yuddy dan Kristiwanto mempertanggujawabkan pernyataan-pernyataannya," tegas Hendrik.
Caleg Hanura dari dapil Sulut itu mendesak agar Yuddy diberhentikan sebagai pengurus partai. 'Jika tidak akan dikhawatirkan memancing kemarahan lebih luas dari berbagai kader di Indonesia dan ini sangat merugikan partai," cetusnya.
Dalam akun Twitter-nya @yuddychrisnandi, Yuddy menulis, "Bagi mereka yang seolah-olah mengaku sebagai kader Hanura, yang anti evaluasi kinerja, temui kami para pengurus DPP Hanura di Rapimnas hari ni jam 15.00."