REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai yang tergabung dalam koalisi selama ini menyangkal adanya bagi-bagi kursi apabila pasangan calon presiden/wakil presiden yang diusung menjadi pemenang. Wakil Ketua Umum DPP Partai Amanat Nasional (PAN) Dradjad Wibowo pun membantah adanya penjatahan itu.
PAN bergabung dengan koalisi poros Partai Gerindra. Di dalamnya masuk Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Golkar, dan Partai Bulan Bintang (PBB).
Para ketua umum partai dan Prabowo sempat melakukan pertemuan di Hotel Dharmawangsa, Jakarta Selatan, Ahad (18/5). Namun Drajdjad menyangkal jika dalam pertemuan itu ada pembahasan mengenai bagi-bagi kursi kabinet. "Oh tidak ada, sama sekali tidak ada," kata dia, di lokasi deklarasi pasangan Prabowo-Hatta, Senin (19/5).
Namun, Dradjad tidak menampik apabila Prabowo-Hatta menang akan ada juga politisi dari partai koalisi yang duduk di jajaran kabinet. Ia menyebut itu sebagai pembagian tugas.
Ia mengatakan, program lebih utama untuk kemudian memilih orang yang terbaik untuk mengisi posisi tersebut. "Jadi blending profesionalisme, intelektualitas dengan dukungan politis. Kita rajut. Jadi omong kosong kalau mengatakan pure kabinet profesional. Saya tidak ingin membohongi rakyat seperti itu. Bahwa pertimbangan politis pasti masuk," kata dia.
Presiden PKS Anis Matta mengapresiasi partai yang pada akhirnya memberikan dukungan. Saat ditanya mengenai adanya bagi-bagi kursi, Anis juga menampik. "Gak ada. Menang saja belum. Sekarang fokus bagimana menang," ujar dia.