Sikap Cak Imin Dinilai Tak Elok
Senin , 26 May 2014, 16:07 WIB
Republika/ Wihdan
Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik Islam dari Universitas Indonesia (UI), Dr. H. Abdul Muta'ali, mengatakan Muhaimin Iskandar sesungguhnya ingin memajukan dirinya sendiri untuk menjadi calon wakil presiden (cawapres) dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Namun langkah itu dipendam dengan menyorongkan dua nama, yakni Prof Dr H Mahfud MD dan H Rhoma Irama.

Belakangan persoalan itu menjadi meruncing seiring dengan sikap PKB yang justru meninggalkan Rhoma dan Mahfud. Sikap ini meninggalkan konflik diantaranya ketiganya. Muta'ali menilai sikap macam ini tak elok.

Lantas terkait dengan konflik segitiga antara Muhaimin, Mahfud dan Rhoma tersebut, Muta'ali mengatakan,''Konflik segitiga ini sesungguhnya mengingatkan warga Nahdliyin terhadap konflik internal PKB di masa lalu. Terutama konflik internal PKB antara Ketua Dewan Syuro PKB, KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dengan Ketua Umum PKB, Abdul Muhaimin Iskandar.''

Muta'ali menyatakan saat ini ada banyak baliho dan spanduk almarhum Gus Dur yang tertampang di Jawa Timur bertuliskan: "Bang Rhoma, saya saja dibohongi apalagi sampeyan".

Ada juga spanduk besar, tutur Muta'ali, yang memuat wajah Gusdur sedang tertawa sambil berucap:  "Mahfudh, aku saja yang wali dikhianati apalagi sampeyan".

''Konten baliho ini, tentunya  mengingatkan kita terhadap perseturuan antara Gus Dur dan Muhaimin beberapa tahun silam. Apalagi, banyak survei yang membuktikan, naiknya capaian suara PKB di pemilu 2014 ialah akibat Rhoma dan Mahfud Effect," ujar Direktur Pusat Kajian Timur Tengah dan Islam (PKTTI) UI ini.

Muta'ali mengatakan setelah PKB memperoleh sembilan persen suara di pemilu legislatif 2014 dan memiliki 'bargaining position' yang cukup kuat, ternyata PKB justru meninggalkan Mahfud dan Rhoma.

Padahal, jelas Muta'ali, PKB memiliki 'bargaining position' yang cukup kuat untuk menyodorkan beberapa nama sebagai  cawapres untuk mendampingi Jokowi. Namun, kedua orang yang telah berjasa mendongkrak suara PKB justru ditinggalkan.

Lebih tidak elok lagi, terang Muta'ali, di media massa, PKB justru menyatakan ada tiga nama yang diusulkan menjadi Cawapres, diantaranya Rhoma Irama, Mahfud MD dan Cak Imin sendiri.

"Sejujurnya, nama yang resmi diajukan PKB hanya Ketum, yakni Cak Imin sendiri," pungkas doses sastra Arab FIB UI itu.


Redaktur : M Akbar
Reporter : C57
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar