REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Capres koalisi Merah Putih Prabowo Subianto menginginkan proses demokrasi berjalan dengan baik. Termasuk menghadapi pilpres 9 Juli mendatang. Mantan Danjen Kopassus itu menginginkan semua untuk saling menghormati.
"Kita hormati pihak lawan, rival. Saya katakan mereka saudara saya. Saya tidak pernah mau menjelekkan," kata Prabowo, di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II, Palembang, Sumatra Selatan, Kamis (12/6).
Karena itu, ia pun berharap rasa saling menghormati tetap terjaga. Belakangan ini berkembang isu TNI/Polri aktif terlibat dalam aktivitas politik. Tim Prabowo-Hatta diisukan memicu gerakan Bintara Pembina Desa (Babinsa).
Sementara Tim Joko Widodo-Jusuf Kalla disebut ada yang bertemu dengan petinggi Polri dan Komisioner KPU. Prabowo sendiri masih percaya jika TNI/Polri aktif bersikap netral. "Saya tetap percaya TNI/Polri akan netral," kata dia.
Prabowo menegaskan tak pernah mendatangi atau meminta bantuan dari TNI/Polri aktif. Karena ia ingin menghormati para prajurit atau perwira aktif. Prabowo bertekad untuk tidak turut merusak proses demokrasi. "Demokrasi kita terlalu penting, jangan kita rusak atau kita bahayakan dengan keinginan jangka pendek," ujar dia.
Dalam proses demokrasi menjelang pemilu ini, Prabowo mengatakan, harus beradu program dengan pendekatan pada rakyat. Kemudian setelah itu menyerahkan pada rakyat untuk membuat keputusan. "Jangan kita rekayasa macam-macam. Itu maunya saya," ujar mantan Panglima Kostrad itu.