REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Kubu pasangan presiden dan wakil presiden terpilih, Joko-Widodo-Jusuf Kalla, besar kemungkinan akan menggandeng Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP), untuk memperkuat barisan partai politik pendukung pemerintah.
Menanggapi hal itu, Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional, Drajad Wibowo mengatakan, hal itu sah-sah saja jika kubu Jokowi ingin merangkul PAN di barisan koalisinya.
Namun menurutnya, PAN sudah berkomitmen akan tetap berada di barisan Koalisi Merah Putih. Ia mengatakan, koalisi dengan partai Gerindra diputuskan dalam Rakernas (Rapat Kerja Nasional) 2014. Rakernas merupakan forum tertinggi di dalam partai dan hanya diselenggarakan setahun sekali.
"Karena tahun 2014 sudah Rakernas, maka Rakernas berikutnya akan diadakan pada 2015," tutur Drajad kepada Republika, pada Senin (25/8).
Karenanya menurut Drajad, secara organisasi partai terikat dengan keputusan Rakernas. Akan tetapi menurutnya, terdapat Kongres yang akan diadakan pada awal 2015, yang bisa saja memutuskan hal berbeda.
Ia menambahkan, keputusan partai hanya diputuskan melalui Rakernas atau Kongres. Kecuali jika terdapat keputusan organisasi yang lain. Sementara hasil keputusan Rakernas hanya bisa diubah oleh Rakernas sendiri atau Kongres. Karena posisi Kongres menurutnya berada di atas Rakernas.
Menurutnya, setiap organisasi bisa membuat keputusan sesuai kesepakatan di internal partai. Akan tetapi dalam hal ini posisi PAN adalah komitmen dalam Koalisi Merah Putih dan hal itu telah ditandatangani oleh para petinggi PAN.
Kalau pun terdapat komunikasi antara individu PAN dengan kubu Jokowi menurutnya, partai tidak bisa melarang. Akan tetapi, keputusan partai tidak ada memutuskan berkoalisi dengan Jokowi-JK