REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Survei Pusat Kajian Pancasila, Hukum, dan Demokrasi Universitas Negeri Semarang menyebutkan 73 persen publik lebih suka calon pemimpin yang usianya di bawah 55 tahun
"Hasil itu lebih tinggi dibandingkan dengan yang memilih calon pemimpin di atas 55 tahun yaitu 62 persen," kata Direktur Eksekutif Puskaphdem Unnes, Arif Hidayat di Jakarta, Ahad (9/2).
Dia menjelaskan, sebanyak 17 persen responden menilai tidak suka dengan usia capres di bawah 55 tahun. Sementara 10 persen tidak menjawab. Sementara itu sebanyak 30 persen responden menjawab tidak suka capres berusia di atas 55 tahun dan delapan persen menjawab tidak tahu.
"Hal itu tidak bisa dipungkiri dari faktor majunya kembali sejumlah tokoh yang pernah bertarung dalam pilpres 2009 seperti Megawati Soekarnoputeri, Prabowo Subianto, Wiranto, dan lainnya atau punya latar belakang kalah dalam bursa capres-capres," ujarnya.
Arif juga mengatakan sebanyak 52,05 persen responden menilai penting adanya regenerasi kepemimpinan nasional. Sementara 35,32 persen menilai sangat penting. Kemudian, sebanyak 4,2 persen menilai tidak penting adanya regenerasi kepemimpinan nasional, 1,12 persen menjawab kurang penting dan 7,28 persen menjawab tidak tahu.
"Minimnya tokoh baru yang maju dalam hajat demokrasi menyebabkan masyarakat haus akan munculnya tokoh-tokoh baru yang menghadirkan mimpi-mimpi baru," katanya.
Menurut dia, dalam survei itu disebutkan 88,78 persen responden suka tipe pemimpin yang tegas dalam membuat keputusan. Sementara 5,32 persen responden tidak suka dengan tipe pemimpin tersebut dan 5,9 persen menjawab tidak tahu.
"Psikologis publik terekam jelas saat pemerintah maju-mundur dalam kenaikan harga BBM nonsubsidi," katanya.
Selain itu responden suka dengan pemimpin yang berani mengambil risiko dengan presentase sebanyak 71,58 persen. Sementara sebanyak 20,46 persen responden menilai tidak suka dengan pemimpin yang berani mengambil risiko dan 7,96 persen menjawab tidak tahu.
Arif juga menyebutkan sebanyak 81,96 persen responden menyukai pemimpin yang berhati-hati dan penuh pertimbangan dalam mengambil kebijakan. Sementara 11,68 persen responden menilai tidak suka dan 6,36 persen menjawab tidak tahu.