REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Walaupun isu penanganan banjir awal tahun ini di Jakarta cukup membuat nama Gubernur DKI Joko Widodo dianggap belum pantas untuk bersaing di pilpres 2014, ternyata perolehan hasil surveinya jauh melampaui calon presiden lainnya.
Direktur Eksekutif LCS Survey, Tomi Syavitra ketika merilis hasil survei lembaganya, mengungkapkan Jokowi memimpin dengan perolehan sebesar 41 persen, selanjutnya Prabowo 17,2 persen, Wiranto 10,8 persen, Aburizal Bakrie 8,4 persen, disusul Dahlan Iskan 5,9 persen, dan Jusuf Kalla 5,5 persen. Sedangkan nama-nama lain seperti Mahfud MD, Hatta Rajasa, Rhoma Irama, Gita Wiryawan, Pramono Edhie berada dibawah 5 persen.
Tomi melanjutkan, sosialisasi yang telah dilakukan oleh calon anggota dewan melalui sarana-sarana kampanye yang saat ini lazim digunakan tidak serta-merta menaikkan tingkat kepopuleran dan keterpilihan calon legislator maupun calon presiden. Ia mengatakan cara partai politik maupun para capres mendapatkan elektabillitasnya bisa dilihat dari beberapa hal, antara lain, iklan di media massa (25,8%), pemberitaan (35,9%) dan kunjungan langsung atau yang sekarang populer dengan istilah blusukan(38,3%).
Di dalam survei ini juga ditemukan bahwa masyarakat mengharapkan para caleg dan capres bisa mewujudkan tuntutan mereka seperti perbaikan infrastruktur jalan (18,7%,) ketersediaan lapangan pekerjaan (13,7%), dan pelayanan kesehatan murah yang memadai (11,5%).
Berdasarkan pola komunikasi yang sudah dilakukan partai politik saat ini, maka partai politik yang terbanyak mendapat suara di masyarakat adalah PDIP (20,9%), Partai Gerindra (19,2%), Partai Golkar (16,5%), Partai Hanura (10,0%), Partai Demokrat (9,6%), PKS (9,2%), PAN (3,9%), Partai Nasdem (3,7%), sedangkan partai lain seperti PKB hanya (3,1%), PPP (2,2%), PBB (1,1%) dan PKPI (0,6%).
Survei ini dilakukan 1-30 Januari 2014 di 34 Provinsi di seluruh Indonesia, menggunakan metodologi multistage random sampling, dengan melibatkan 2.400 orang responden yang memiliki hak pilih di Pemilu 2014, dengan margin of error 1,88% dan tingkat kepercayaan 95%.
Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara via telepon dengan menggunakan kuesioner yang dipasang di tablet dan smartphone surveyor. Survei dilakukan dengan biaya sendiri.