Pramono Edhie Wibowo berbicara kepada media saat akan mengikuti sesi pra konvensi dengan anggota Komite Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peserta konvensi capres, Pramono Edhie Wibowo mengakui adanya badai yang menghantam Partai Demokrat. Banyak kader partai yang disebutnya terlena karena masih bergantung pada nama besar Susilo Bambang Yudhoyono.
"Kader Partai Demokrat memang terlena. Kader Demokrat yang jadi anggota DPR hanya tidur-tiduran, lupa membina diri karena nama besar SBY," kata Pramono di Jakarta, Ahad (23/2).
Menurutnya, kesimpulan itu diambil berdasarkan pantauan ke lapangan beberapa bulan terakhir belakangan.
Meski baru bergabung dengan Demokrat sejak Mei 2013, anggota dewan pembina itu langsung mengunjungi kader dan pengurus partai di beberapa provinsi. Sesuai tugas, pokok, dan fungsi, sebagai dewan pembina ia memang bertugas melaukan pembinaan terhadap kader partai.
"Saya terkejut, kok baru sekarang ada pembina yang turun ke lapangan. Saya amati, memang banyak anggota Demokrat yang telah terpilih sebenarnya tidak siap dipilih," ujar ipar SBY tersebut.
Masalah yang mendera Demokrat beberapa bulan terakhir, lanjut Pramono, sebenarnya juga bersumber dari dalam tubuh partai. Dari kader yang belum menyadari sepenuhnya bahwa Demokrat tidak hanya berdiri dan bergantung pada SBY.
"Memang ada badai yang menghantam, kita sendiri yang menghembus anginnya," kata dia.
Namun, ia merasa masih ada sisa waktu. Bagi semua kader untuk bangun dan memperbaiki diri. Kemudian mengejar ketertinggalan untuk menaikkan elektabilitas partai menjelang pemilu.