REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Golkar dan PDI Perjuangan (PDIP) banyak muncul dalam survei sebagai kandidat kuat peraih suara terbanyak pada pemilu mendatang.
Ketua Badan Penelitian dan Pengembangan DPP Partai Golkar Indra J Piliang mengibaratkan dua partai ini seperti klub sepak bola yang bermain di pentas Liga Champions, kompetisi kasta tertinggi benua Eropa.
Menilik hasil beberapa pemilu sebelumnya, Indra menilai, Golkar dan PDIP cukup konsisten di papan atas. "Prinsipnya yang memang partai Liga Champions, cuma PDIP dan Partai Golkar. Yang lain itu kadang masuk, kadang tidak," ujar dia di Jakarta, Ahad (23/3).
Dengan konsistensi ini, Indra menilai, akan ada kompetisi antara Golkar dan PDIP. Pola itu sudah terbentuk dan tidak boleh ada yang mundur. Apalagi masing-masing partai sudah mengusung capres. Golkar dengan Aburizal Bakrie (Ical) dan PDIP dengan Joko Widodo (Jokowi). "Harus bertarung di babak final," kata dia.
Dalam berbagai hasil survei, nama Jokowi nyaris selalu unggul dari tokoh nasional lainnya. Namun Golkar menyatakan tak akan mundur. Ia mengatakan, partai berlambang pohon beringin tak akan membiarkan satu kandidat melaju tanpa adanya persaingan. "Kita tidak mau seperti itu. PDI-P juga tidak mau seperti itu," ujar dia.
Indra mengatakan, saat ini Golkar akan fokus untuk meraup suara terbanyak pada pileg. Golkar harus memastikan tiket untuk bisa mengusung Ical dengan menembus batas presidential threshold. Selepas itu, Golkar akan mulai membidik sosok yang tepat untuk menjadi pendamping Ical.