Home >> >>
Waduh, Jokowi Diminta Tutup Kuping Kritikan Soal Jakarta
Senin , 31 Mar 2014, 18:32 WIB
Republika/Adhi Wicaksono
Ketua Umum DPP PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri bersama Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pencapresan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) yang baru satu tahun memimpin Jakarta menuai kritik dan cemoohan dari banyak pihak di tengah masalah kemacetan dan banjir Jakarta yang belum teratasi ini. Oleh karena itu, Jokowi disebut sebagai pemimpin pembohong atau pinokio dan capres boneka.

Menanggapi hal ini, Ketua Dewan Pertimbangan Pusat (Deperpu) PDIP, AP Batubara menyarankan Jokowi tidak menanggapi kritikan yang disampaikan sejumlah pihak tentang permasalahan Jakarta.

Sebab menurut AP kritik yang menyalahkan Jokowi atas persoalan Jakarta tidak memiliki dasar. "Saya sarankan Jokowi tidak perlu menanggapi. Nanti kalau ditanggapi Jokowi ikut tidak bermutu," kata AP kepada Republika di Jakarta, Senin (31/3).

Politisi senior pendiri PDI ini menilai serangan yang dialamatkan kepada Jokowi menunjukan kekhawatiran lawan politik PDIP terhadap Jokowi. Ini membuktikan bahwa Jokowi sebagai capres PDIP sangat diperhitungkan. "Mereka ketakutan semua. Takut kepentingan mereka tidak tertampung," ujar AP.

Menyelesaikan persoalan Jakarta tidak cukup setahun dua tahun. Ini karena persoalan Jakarta sangat besar dan kompleks. Menurut AP pihak-pihak yang menyalahkan Jokowi atas persoalan Jakarta tidak masuk akal. "Jokowi tidak punya sim salabim. Serangan itu pikiran orang tidak normal yang tidak perlu diperhatikan," katanya.

Redaktur : Muhammad Fakhruddin
Reporter : Muhammad Akbar Wijaya
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar