Presidential candidate of Indonesian Democratic Parti of Struggle (PDIP), Joko Widodo (left), poses with Chairman of National Democratic Party, Syrua Paloh (center) and PDIP's Secretary General Tjahjo Kumolo in Jakarta, on Saturday.
REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Tokoh muda PDI Perjuangan Fahmi Habcy menilai hasil pemilu legislatif akan menimbulkan konsesi-konsesi politik yang berbeda dengan Pilpres 2009. Menurutnya, hasil Pileg 2014 berujung terbentuknya dua kubu koalisi besar.
"Pilpres 2014 ini mengerikan karena konsesi-konsesi politik yang akan diminta bukan lagi sekedar bagi-bagi menteri tapi siapa yang bisa menjamin keamanan dari kasus-kasus korupsi elit politik," kata Fahmi di Depok, Ahad (13/4).
Dikatakannya jika muncul dua kubu koalisi besar maka akan ada istilah "Koalisi Kesadaran Nasional" yang dipimpin PDI Perjuangan, dan kondisi status quo koalisi Setgab Jilid 2.
Bedanya, Setgab Jilid 2 akan dipimpin partai Golkar. Koalisi pilpres ini akan berlanjut hingga koalisi parlemen dimana akan ada pembahasan KUHAP di DPR dalam situasi emergency yang berpotensi mengamputasi kekuatan KPK, agar KPK ini tidak lagi "ganas" dalam pemberantasan korupsi.
Pengarang "Sajak Pemimpin Tanpa Kuda" ini mengatakan perolehan suara sementara berdasarkan hasil hitung cepat PDI Perjuangan yang belum menembus 20 persen mau tidak mau bagi PDI Perjuangan untuk membangun komunikasi politik dan berkoalisi dengan partai-partai lain untuk mengusung Jokowi sebagai presiden.