Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Husni Kamil Manik (tengah), perwakilan pasangan bakal Capres dan Cawapres Prabowo-Hatta Fadli Zon (kiri) dan perwakian pasangan bakal cCapres dan Cawapres Jokowi-JK Sudiyatmoko Aribowo (kanan) berfoto bersama usai penyerah
REPUBLIKA.CO.ID, SUNGAILIAT -- Akademisi dari Universitas Bangka Belitung (UBB), Rudi Saut memperkirakan tingkat partisipasi pemilih pada Pemilu Presiden 9 Juli 2014 akan lebih tinggi dibanding Pemilu Legislatif 2014.
"Saya memperkirakan tingkat partisipasi pemilih pada pilpres di daerah ini akan lebih tinggi dibanding pileg yang hanya sekitar 75 persen. Peningkatan ini lebih karena figur capres dan cawapres yang akan bertarung nanti," katanya di Sungailiat, Senin (26/5).
Ia memprediksi tingkat partisipasi pemilih di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada pilres mendatang akan mencapai 80 hingga 85 persen.
Menurut dia, kemungkinan adanya partisipasi yang maksimal pada Pilpres 9 Juli 2014 lebih karena sosok dari masing-masing calon presiden dan wakilnya.
Hanya saja, kata dia, partai koalisi pendukung calon presiden maupun wakilnya belum tentu mendapat dukungan sepenuhnya dari kader atau simpatisan partai tersebut di tingkat menengah ke bawah.
"Masyarakat lebih melihat sosok atau figur calonnya daripada partai yang mengusungnya. Bisa saja masyarakat yang memilih sebuah partai pada pileg justru memilih capres dan cawapres yang tidak diusung oleh partai yang dipilihnya itu," katanya.
Rudi Saut menyebutkan, rendahnya partisipasi pemilih pada Pileg 2014 perlu mendapat perhatian serius dari pemerintah maupun pihak KPU sebagai penyelenggara pemilu.
"Kita tidak bisa menyalahkan masyarakat jika tidak menyampaikan hak suara pada pileg, karena dimungkinkan masyarakat tidak cocok atau meragukan calon legislatif dari partai," jelasnya.
Intinya, kata dia, perlu adanya perubahan sistem dalam menjaring caleg dari partai politik peserta pemilu yang benar-benar dianggap kredibel dan memiliki kemampuan mewujudkan kesejahteraan masyarakat.