REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Dua pasangan capres-cawapres saling beradu visi misi dan argumen dalam agenda debat pertama di Balai Sarbini, Jakarta, Senin (9/6) malam. Para calon itu memaparkan pandangan mengenai tiga tema utama, yakni pembangunan demokrasi, pemerintahan yang bersih, dan kepastian hukum.
Selepas berada di arena debat selama sekitar dua jam, capres nomor urut 1 Prabowo Subianto tampak keluar diiringi dengan sambutan para pendukungnya. Ia mengatakan ada kecanggungan ketika menjalani debat pertama ini. "Saya kira untuk pertama kali bagus, lumayan. Agak grogi sedikit," kata dia, kepada awak media.
Dalam debat itu disediakan sesi tanya jawab antara dua pasangan. Cawapres nomor urut 2 Jusuf Kalla (JK) melontarkan pertanyaan mengenai penyelesaian persoalan Hak Asasi Manusia (HAM). Pertanyaan itu tertuju pada Prabowo yang selama ini dikaitkan dengan peristiwa 1998. Prabowo tidak mempersoalkan menjadi target sasaran. "Harus mau diserang," kata mantan Danjen Kopassus itu.
Ketua Tim Pemenangan Nasional Prabowo-Hatta Rajasa Mahfud MD menilai pertanyaan JK merupakan pertanyaan biasa yang selalu muncul di televisi. Menurut dia, tidak ada yang baru dalam pertanyaan mantan wakil presiden RI itu. "Cuman sekarang itu kan pertanyaan JK itu, bagaimana menyelesaikan kasua HAM masa lalu. Kasus HAM masa lalu itu banyak," ujar dia.
Mahfud mengatakan, ada kasus pada 1965, kemudian 1984, dan juga 1998. Menurut dia, kasus 1998 yang dikaitkan dengan Prabowo sudah tuntas. Ia mengatakan, yang harus diselesaikan adalah kasus dugaan pelanggaran HAM pada 1984 dan 1965 atau kasus lainnya. Mahfud menilai Prabowo tidak emosional ketika menanggapi pertanyaan JK. "Saya kira biasa saja," kata mantan Ketua Mahkamah Konstitusi itu.