Home >> >>
Pilpres, Warga Dibingungkan Tayangan Televisi
Senin , 23 Jun 2014, 11:08 WIB
antara
Massa dari Himpunan Mahasiswa Yogyakarta (Himayo) melakukan aksi Pemilu Damai Untuk Indonesia di Jl. Malioboro, Yogyakarta, Jumat (7/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kontestasi pemilihan presiden (pilpres) membuat stasiun televisi swasta 'terbelah' dalam peta dukungan. Hal ini menjadikan warga atau pemilih bingung karena diombang-ambingkan opini yang selalu berbeda sudut pandang dari beberapa stasiun televisi.

Warga Jalan Swadaya Kelurahan Pejaten Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Kaharjo (72 tahun) mengaku bingung dengan 'suguhan' dua stasiun televisi swasta antara TV One dan Metro TV. Keduanya selalu menunjukkan data hasil survey yang berbeda satu sama lain. Apalagi, kata dia, satu calon selalu dibaik-baikkan dan calon lain dijelek-jelekkan. Begitu juga sebaliknya pada TV satunya.

"Saya itu bingung, yang benar itu datanya TV One atau Metro TV, surveynya selalu berbeda. Kan mestinya nggak begitu, kita (masyarakat) yang jadi bingung," kata pensiunan pegawai BUMN itu kepada Republika, Senin (23/6).

Sementara itu, pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Pangi Syarwi Chaniago menilai, apa yang ditampilkan oleh media televisi khususnya TV One dan Metro TV memang tidak berimbang dan sudah sangat kebablasan. Padahal, pengaruh televisi sangat besar terhadap persepsi masyarakat untuk memilih calon pemimpinnya.

Pangi menjelaskan, masyarakat kategori menengah ke bawah di akar rumput sangat mudah sekali untuk percaya terhadap informasi yang diterimanya dari media. Sehingga, apapun yang ditampilkan akan menjadi opini publik dan membentuk persepsi masyarakat meskipun itu kampanye hitam. "Ini kan tidak mendidik," ujarnya.

Seperti diketahui, pemilik Metro TV Surya Paloh mendukung pasangan Jokowi-JK. Sedangkan TV One milik Aburizal Bakrie berkoalisi dengan Prabowo-Hatta. Selain itu, CEO MNC Group Hari Tanoesudibyo juga mendukung pasangan Prabowo-Hatta. Tiga stasiun televisi milik HT yakni RCTI, Global TV dan MNC TV.

Redaktur : Muhammad Hafil
Reporter : c30
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar