Kamis 06 Sep 2018 17:12 WIB

DD Berdayakan Peternak Lewat Tebar Hewan Kurban

Hingga saat ini sudah 1.000 peternak yang dibimbing dan diberdayakan oleh DD.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Gita Amanda
Wakil Redaktur Pelaksana  Harian Republika, Heri  Ruslan, Mitra Peternak Malang, Ustaz Zain, Praktisi Ternak, Syaiful, Manajer Ekonomi Mitra Dompet Dhuafa Kamaludin (kiri ke kanan) dalam diskusi publik Kurbanesia Bangkitkan Kemandirian Peternak Indonesia di Jakarta, Kamis (6/9).
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Wakil Redaktur Pelaksana Harian Republika, Heri Ruslan, Mitra Peternak Malang, Ustaz Zain, Praktisi Ternak, Syaiful, Manajer Ekonomi Mitra Dompet Dhuafa Kamaludin (kiri ke kanan) dalam diskusi publik Kurbanesia Bangkitkan Kemandirian Peternak Indonesia di Jakarta, Kamis (6/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dompet Dhuafa (DD) melalui program Tebar Hewan Kurban (THK) ingin memberikan manfaat serta memperluas pemberdayaan masyarakat hingga ke pelosok negeri. Selama 25 tahun beroperasi, program THK tidak hanya seputar ekonomi tapi juga bagaimana memandirikan bangsa warga Indonesia.

"DD ini intinya ingin melakukan pemberdayaan, itu corenya. Seiring berjalannya waktu dari tahun 1994 kita berdiri, kepercayaan masyarakat pada DD pun semakin bertambah utamanya dalam mengamanahkan kurbannya," ujar Manager Ekonomi DD Kamaludin saat melakukan diskusi bersama di REsto Rb. co, Jalan Taman Margasatwa, Jakarta Selatan, Kamis (6/9).

Dalam usaha memberdayakan masyarakat, DD pun menyasar para peternak hewan. Hingga saat ini sudah 1.000 peternak yang dibimbing dan diberdayakan oleh DD.

Tujuan dari pemberdayaan ini agar dapat mengangkat status masyarakat dari dhuafa atau mustahik menjadi muzaki. Berdasarkan data yang ada, sudah 30 persen dari peternak yang dibimbing Dompet Dhuafa kini berstatus mandiri dan mampu mengelola peternakannya sendiri.

Jika dilihat dari segi kualitas ternak dan peternaknya, para peternak mandiri ini tidak kalah saing. Mereka telah memiliki ilmu bagaimana mengelola dan merawat ternak mereka sehingga layak untuk dijual, tidak hanya saat hari raya kurban tapi juga perdagangan sehari-hari.

"Kami memiliki peran dalam mengangkat para dhuafa atau mustahik yang tidak berdaya. Bagaimana meningkatkan kesejahteraan juga kemampuan dan pengembangan serta pengetahuan masyarakatnya," lanjut Kamaludin.

Masyarakat ini didorong untuk memiliki kemampuan khususnya dalam hal ternak serta mengembangkan diri mereka secara sosial. Kepada lingkungan sekitar pun diharapkan mereka mampu membawa dampak yang positif.

"Kita berikan pendampingan dan pembekalan serta stimulus modal awal. Jadi ada transfer ilmunya sehingga ketika mereka sudah mandiri, sudah tahu celah, mereka bias mandiri dan ini perkembangannya luar biasa," ujarnya.

Penerima manfaat THK tahun 2018 sendiri ada 1.144.720 jiwa di 27 provinsi di Indonesia dan lima negara. Sementara untuk jumlah hewan ternaknya sebanyak 25.000 ekor di 34 Provinsi seluruh Indonesia.

Dengan THK, pemberdayaan peternak di Indonesia diharapkan lebih meningkat. Kemajuan ini pun harus seiring dengan perkembangan tata cara kelola kurban yang dapat menghidupi masyarakat dhuafa.

photo
Salah satu kandang para peternak di Desa Tafasoho binaan Dompet Dhuafa.

Untuk pemberian modal, DD mengambil dari dana zakat yang telah dikumpulkan secara donasi dari masyarakat Indonesia. Hal ini hanya berupa stimulan atau pendorong awal saja. Ke depannya jika dirasa kapasitas dan kualitas produk sudah membaik serta berhasil, para peternak diizinkan untuk mengakses cara lain untuk menambah dana modal mereka.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement