Kamis 06 Sep 2018 20:48 WIB

PLN Pastikan Proyek Pembangkit Listrik EBT tidak Ditunda

Ini untuk mengurangi impor dan menyehatkan defisit neraca perdagangan.

Rep: Ahmad Fikri Noor/ Red: Gita Amanda
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Ignasius Jonan (kiri) , berbincang bersama Direktur Utama PT PLN (Persero) Sofyan Basyir (tengah), dan Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Dirjen EBTKE) Rida Mulyana (kanan) jelang menyaksikan penandatanganan PPA Energi Baru Terbarukan (EBT) PPLN-IPP di sejumlah daerah, Jakarta, Rabu (2/8).
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Ignasius Jonan (kiri) , berbincang bersama Direktur Utama PT PLN (Persero) Sofyan Basyir (tengah), dan Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Dirjen EBTKE) Rida Mulyana (kanan) jelang menyaksikan penandatanganan PPA Energi Baru Terbarukan (EBT) PPLN-IPP di sejumlah daerah, Jakarta, Rabu (2/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah berencana menunda pembangunan sejumlah proyek infrastruktur. Hal itu terutama untuk mengurangi impor dan menyehatkan defisit neraca perdagangan.

Salah satu proyek yang akan ditunda karena memiliki konten impor tinggi adalah infrastruktur kelistrikan. Meski begitu, Direktur Perencanaan Korporat PT PLN (Persero) Syofvi Felienty Roekman menegaskan, proyek pembangkit listrik Energi Baru Terbarukan (EBT) tidak akan ditunda.

"Jadi, pokoknya yang tidak boleh bergerak itu EBT. Yang kemungkinan tergeser itu PLTU dan PLTD," kata Syofvi di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta pada Kamis (6/9).

Dia menjelaskan, proyek yang akan ditunda adalah proyek yang belum mencapai tahap penyelesaian pembiayaan atau financial close. Selain itu, perseroan juga masih meneliti cadangan kapasitas apabila ada proyek-proyek yang harus ditunda.

"Kita masih cek, kalau saya mundurkan itu dua tahun, reserve marginku cukup tidak? Ada yang bisa, ada yang tidak," kata Syofvi.

Dia mengatakan, proyek yang tidak akan ditunda adalah terkait dengan proyek pembangkit EBT. Hal itu sesuai dengan arahan Menteri ESDM Ignasius Jonan. Seperti diketahui, Indonesia memiliki target untuk mencapai bauran EBT sebesar 23 persen pada 2025.

"Target renewable energy di 2025 kita tetap pertahankan. Yang turun adalah batu bara dan gas," katanya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement