REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA--Fakultas Teknik UGM menjalin kerja sama dengan University of Boras, Swedia tengah melakukan penelitian mengenai pengelolaan sampah. Dalam penelitian ini diadopsi sistem pengelolaan limbah di Sobacken, Swedia.
Kerja sama dengan University of Boras diungkap Dekan FT UGM, Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng. Panut menyebutkan model pengelolaan sampah yang dilakukan tidak jauh berbeda dengan sistem lain yang sudah banyak dijalankan yaitu dengan melakukan pemilahan terhadap sampah menurut sumbernya.
Penelitian dan ujicoba pengelolaan sampah akan dilakukan di sekitar kampus FT UGM. Menurut Panut kegiatan pengelolaan sampah yang telah dilakukan adalah dengan melakukan pemilahan sampah menjadi empat macam yakni sampah organik, sampah plastik, kaca, dan logam, sampah kertas, dan sampah lain-lain.
Kemudian pengumpulan sampah dilakukan oleh petugas kebersihan di semua titik tempat sampah jurusan dalam keadaan terpilah. Selanjutnya sampah yang sudah terkumpul diangkut menuju tempat sampah besar di setiap jurusan yang kemudian akan di bawa ke depo atau mini sobaken area.
“ Untuk sampah organik akan kami kirimke KP4 atau dibuat kompos. Sedangkan untuk sampah plastik, gelas, logam, dan kertas kita bekerjasama dengan pemulung untuk dibawa ke tempat daur ulang. Sementara sampah lainnya diserahkan ke tempat pembuangan akhir (TPA),” papar Panut.
Dr. Kamra Rousta,peneliti University of Boras, Swedia menyampaikan pengalaman masyarakat Swedia dalam pengelolaan sampah. Untuk menghindari tercampurnya kembali sampah organik dengan non-organik masyarakat disana melakukannya dengan cara yang cukup sederhana.
"Kami pakai dua kantong plastik untuk menampung sampah rumah tangga. Warna hitam untuk sampah organik dan putih untuk jenis sampah lainnya sehingga saat ditampung di tempat pembuangan akhir memudahkan untuk menyatukan masing-masing jenis sampah," urainya.
Panut berharap dengan pengelolaan sampah sendiri di dalam kampus nantinya Fakultas Teknik tidak lagi membuang sampah ke luar kampus. Sehingga mengurangi beban yang ditanggung oleh TPA-TPA di wilayah Yogyakarta yang semakin lama tidak akan mampu lagi menampung berton-ton sampah yang dihasilkan masyarakat Yogyakarta. “Harapannya kedepan FT UGM bisa menjadi contoh dalam pengelolaan sampah dan menjadi area zero waste,” katanya.