REPUBLIKA.CO.ID,SURAKARTA--Sebanyak 18.243 sekolah di Indonesia terancam tidak bisa mengikuti Seleksi Nasional Mahasiswa Perguruan Tinggi negeri (SNMPTN) tahun 2013.
Sekolah tersebut terancam tidak bisa mengikuti SNMPTN, karena sampai saat ini belum mengisi Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS), padahal jumlah total sekolah di Indonesia terdata ada 27.671 sekolah, kata Pembantu Rektor (PR) I Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Jawa Tengah Prof.Drs Sutarno, MSc.PhD kepada wartawan di Solo, Selasa.
Ia mengatakan, saat ini sekolah yang sudah mengisi dan mendaftarkan PDSS terdata ada 12.383 sekolah. Tetapi baru 9.428 sekolah yang sudah melengkapi isian nilai.
Dikatakan, sedang untuk Propinsi Jawa Tengah, dari 2.697 sekolah yang ada baru 1.484 sekolah yang mendaftarkan, tetapi baru 1.113 sekolah yang sudah mengisi nilai.
"Sekolah yang belum mengisi PDSS termasuk dilengkapi nilai, masih ditunggu hingga tanggal 8 Februari 2013. Sekolah yang meski sudah mengisi PDSS tetapi belum dilengkapi dengan isian nilai, maka dipastikan gugur. Dan hingga saat ini belum ada pengunduran jadwal pengisian PDSS," kata Sutarno yang juga sebagai Ketua Panitia SNMPTN 2013 UNS.
Disinggung mengenai minimnya SMK yang mengisi PDSS, Sutarno mengatakan bahwa perihal itu adalah wajar, dan memang hingga saat ini sebagian besar pengisi PDSS adalah SMA dan Madrasah Aliyah, (MA) tercatat sekitar 56 persen. Sedang 44 persen sisanya adalah berasal dari SMK.
"Ya wajar bila pendaftar SNMPTN asal SMK lebih kecil prosentasenya dibanding dari SMA/MA, karena SMK kemungkinan lebih cenderung memilih terjun di dunia kerja," katanya.