REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pendidikan tentang HIV & AIDS akan dimasukkan dalam kurikulum fakultas kedokteran di seluruh Indonesia. Sekarang materinya sedang dibuat tim HIV &A IDS.

"Saya termasuk salah satu anggota tim penyusun materi HIV & AIDS untuk dumasukkan dalam kurikulum pendidikan fakultas kedokteran," kata Panitia Tim Penanggulangan HIV & AIDS RSUP Dr Sardjito dr. Sumardi, SpPD-KP kepada Republika.

Dengan dimasukkannya HIV & AIDS dalam kurikulum pendidikan di fakultas kedokteran, diharapkan sejak awal para mahasiswa kedokteran sudah mengenal HIV & AIDS secara komprehnsif.

"Kalau dulu mahasiswa fakultas kedokteran hanya mendapat pelatihan tentang HIV & AIDS setelah selesai pendidikan kedokteran," kata dia.

Namun, masih kata Sumardi, untuk memasukkan HIV & AIDS di dalam kurikulum yang diberlakukan secara nasional tidak mudah. Sebab, tidak semua fakultas kedokteran di Indonesia mempunyai kesadaran dan perhatian terhadap HIV & AIDS.

Sama halnya dengan kurikulum tentang Tuberkulosis juga tidak semua fakultas kedokteran di Indonesia mempunyai kesadaran tentang pentingnya materi Tuberkulosis dimasukkan dalam kurikulum fakultas kedokteran.

"Sekarang materi tentang Tuberkulosis sudah disetujui untuk dimasukkan dalam kurikulum fakultas kedokteran dan akan diberikan mulai tahun ini," ujarnya.

"Materi tentang Tuberkulosis akan diberikan setelah mahasiswa semester tiga atau empat. Demikian pula tentang HIV & AIDS juga akan diterapkan sama dengan Tuberkulosis, yakni ketika mahasiswaa masuk semester tiga atau empat," katanya menambahkan.

Lebih lanjut Sumardi mengatakan karena HIV & AIDS sudah semakin luas penyebarannya di Indonesia dan sudah banyak kasus HIV & AIDS pada ibu rumah tangga dan anak-anak, maka untuk pencegahan, pendidikan HIV & AIDS seharusnya sudah dimasukkan dalam kurikulum pendidikan di SMP dan SMA.

Ikuti Whatsapp Channel Republika