REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pasar bebas akan resmi di berlakukan pada 2015 mendatang.
Perguruan tinggi (PT) di Indonesia mulai berbenah diri agar lulusannya bisa terserap di pasar kerja internasional, termasuk PT yang menjadi Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) atau kes IKIP Negeri di Indonesia.
Sebanyak 12 pimpinan Fakultas Ekonomi LPTK Negeri di Indonesia yang tergabung dalam Assosiasi Pendidikan Ekonomi Indonesia (APEI) berkumpul di Yogyakarta.
Mereka menyusun standard kurikulum bersama yang disesuaikan dengan kurikulum 2013 dan kebutuhan pangsa kerja pada AFTA mendatang. Pertemuan pimpinan FE 12 LPTK ini berlangsung sejak Jumat (6/12) hingga Ahad (8/12).
Martono, Dekan FE UNES yang juga Presiden APEI mengatakan, asosiasi ini beranggotakan 12 FE LPTK se Indonesia. Namun dalam perkembangannya, ada beberapa FE dari LPTK Swasta yang juga ikut bergabung. "Saat ini anggota kita ada 17 FE LPTK se Indonesia baik Negeri maupun Swasta," ujarnya, Ahad (8/12).
Diakuinya, melalui pertemuan di Yogyakarta tersebut pimpinan FE LPTK se-Indonesia ini sepakat untuk tetap menjaga kualitas pendidikan ekonomi di Indonesia. "Kita bersama-sama menyusun penyesuaian kurikulum dengan kurikulum 2013 yang bisa menjawab kebutuhan tenaga kerja pada AFTA nanti," katanya.
Selain menyusun standard kompetensi yang sama melalui kurikulum tersebut, mereka juga bertekad meningkatkan kualitas pendidikan ekonomi dengan saling bekerjasama baik melalui pertukaran dosen, mahasiswa, penelitian maupun sharing kebijakan.
Meski AFTA akan diberlakukan 2015 mendatang, katanya, namun langkah pimpinan FE LPTK se-Indonesia ini dinilai tidak terlambat. Sebab, kata Martono, pihaknya bergerak di dunia teoritis bukan praktis.
"Tugas PT itu untuk mempersiapkan masyarakat agar tidak panik menghadapi AFTA dan itu yang kita lakukan," katanya.
Sementara itu, Murdiyanto Wakil Dekan I bidang Pendidikan FE UNY mengatakan, terkait pemberlakuan AFTA tersebut maka konsekuensinya adalah 12 FE LPTK Negeri di Indonesia tersebut harus mampu menjual lulusannya menjadi tenaga kerja atau mendirikan lapangan kerja di dunia Internasional.
"LPTK harus bisa mendidik calon guru yang bisa terserap menjadi guru-guru bukan hanya di Indonesia tetapi juga di dunia internasional," ujarnya.
Selain itu, LPTK juga harus mampu membekali mahasiswanya memiliki daya saing tinggi dan bisa mendirikan lapangan kerja sendiri melalui wirausaha.
Oleh sebab itu melalui penyusunan kurikulum bersama tersebut, salah satu kompetensi mendasar yang akan ditelorkan 12 FE LPTK Negeri tersebut adalah memiliki kemampuan wirausaha.
"Kita sudah melakukan identifikasi kebutuhan tenaga kerja terutama guru semacam apa yang dibutuhkan negara-negara ASIA. Berdasarkan identifikasi itulah kita kemudian bersama-sama mendesain kurikulum agar lulusan kita laku negara peserta AFTA," katanya.