Ahad 02 Feb 2014 16:24 WIB

Mahasiswa UNY Manfaatkan Sabut Kelapa untuk Briket

Rep: Yulianingsih/ Red: Djibril Muhammad
Kampus Universitas Negeri Yogyakarta
Kampus Universitas Negeri Yogyakarta

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Empat mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) membuat terobosan baru melalui penelitian mereka. 

Mereka memanfaatkan sabut kelapa yang banyak terdapat di daerah Kulonprogo DI Yogyakarta. Keempat mahasiswa UNY ini adalah Dewi Purwanti dari prodi kebijakan pendidikan FIP UNY, Putri Utha C dari prodi pendidikan kimia FMIPA serta Erba Firstananda dan Desi Analisa Nababan dari prodi pendidikan matematika FMIPA UNY.

Menurut  Dewi Purwanti, mereka memilih untuk mendaur ulang limbah sabut kelapa ini karena apabila sabut kelapa tersebut hanya ditumpuk dan tidak dikelola maka hanya akan mencemari lingkungan yang menyebabkan kesehatan bisa terganggu. 

"Oleh karena itu kami buat sabut kelapa menjadi briket, selain bermanfaat bagi masyarakat juga dapat mengurangi pemakaian gas elpiji untuk memasak," ujarnya, Ahad (2/2).

Menurut dia, pembuatan briket sabut kelapa ini dilakukan bekerjasama dengan masyarakat Dukuh Sorogaten II, Karangsewu, Kecamatan Galur, Kabupaten Kulon Progo DIY.

"Di Pedukuhan ini sebagian besar petaninya memiliki banyak pohon kelapa. Mereka juga produsen wingko babat yang banyak memanfaatkan buah kelapa sehingga limbah sabut kelapa sangat banyak," ujar Putri Utha.

Masyarakat di pedukuhan tersebut sudah memanfaatkan sabut kelapa untuk kayu bakar. Namun hanya sebagian saja dan banyak diantaranya dibiarkan menjadi limbah.

Melihat kondisi tersebut keempat mahasiswa UNY ini kemudian berinisiatif mengubah sabut kelapa tersebut menjadi barang yang lebih bermanfaat dan memiliki nilai jual tinggi.

Melalui beberapa kali percobaan akhirnya jadilah sabut kelapa tersebut menjadi briket yang siap digunakan sebagai bahan bakar alternatif yang lebih ekonomis.

Anggota tim lainnya, Erba Firstananda mengatakan briket adalah arang yang diproses sedemikian rupa sehingga mempunyai daya serap yang tinggi terhadap bahan yang berbentuk larutan atau uap. “Briket dapat dibuat dari bahan yang mengandung karbon baik organik maupun anorganik” katanya.

Sabut kelapa sendiri kata dia, mengandung unsur karbon yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi atau bahan bakar. Cara pembuatan briket limbah sabut kelapa sendiri menurutnya sangat mudah.

Pertama kata dia, sabut kelapa dibakar di dalam drum terbuka yang dilengkapi pipa pendingin untuk proses kondensasi asap menjadi asap air. Setelah semua bahan terbakar lalu didinginkan selama 1 malam, kemudian ditumbuk agar halus dan diayak.

Sementara itu buat cairan perekat dari larutan tepung kanji yang telah dipanaskan, lalu campurkan arang sabut kelapa dengan lem kanji, dengan perbandingan 600 cc lem perekat dan 1 kg arang sabut kelapa.

Setelah itu kata dia, cetak adonan sesuai dengan alat cetak atau dengan pipa paralon dan dijemur selama kurang lebih 1 hari. "Setelah kering maka adonan tersebut akan berbentuk sesuai cetakan dan siap di gunakan," ujarnya.

Briket sabut kelapa ini sudah diujicobakan dan digunakan untuk memasak oleh penduduk di padukuhan Sorogaten tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement