REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Pusat Gerakan Nasional Anti Narkoba Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas menyesalkan Guru Besar Universitas Hasanuddin (Unhas) Prof Dr Musakkir terlibat narkoba.
"Kami sangat menyesalkan perbuatan yang dilakukan Wakil rektor III Unhas yang terlibat dalam kasus penyalahgunaan narkoba," ujar Anwar di Jakarta, Senin (17/11).
Semestinya, sambung dia, sebagai pejabat di kampusnya bisa memberikan teladan yang baik kepada mahasiswanya. "Tetapi malah beliau sendiri yang mencontohkan dan melakukan perbuatan buruk dan tercela tersebut."
Hal tersebut harus menjadi pelajaran berharga bagi kita agar lebih hati-hati dan serius lagi memerangi narkoba, karena masalah narkoba ini tampaknya tidak mengenal kelas dan kelompok masyarakat.
"Bahkan dalam kasus ini, orang yang sangat terdidikpun yang sudah bergelar guru besar tidak luput dari bidikan narkoba dan ternyata berhasil," ujarnya.
Ia mengimbau seluruh pihak dan elemen masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaannya terhadap bahaya dan ancaman narkoba, agar negeri ini dapat terbebas dari benda haram yang sangat membahayakan tersebut.
"Ke depan, perlu ada tes bebas narkoba bagi calon-calon pemimpin di sebuah institusi," katanya mengingatkan. Hal itu agar para pejabat dan para pemimpin di negeri ini benar-benar steril dari pengguna dan pemakai narkoba.
Polisi menggerebek Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin (Unhas), Prof DR Musakkir SH MH dan Ketua LBH Unhas, Ismail Arlip, yang tertangkap sdng "nyabu" bersama mahasiswinya.