Rabu 07 Jan 2015 11:43 WIB

Pendidikan Karakter Berbasis Penguatan Modal Sosial Ciptakan SDM Unggul

Rep: Heri Purwata/ Red: Indah Wulandari
Bekali anak dengan pembentukan moral dan karakter agar tak mudah terpicu perkelahian dengan orang lain.
Foto: Yasin Habibi/Republika
Bekali anak dengan pembentukan moral dan karakter agar tak mudah terpicu perkelahian dengan orang lain.

REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA—Membangun karakter sumber daya manusia (SDM) unggul di era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) merupakan suatu keharusan.

"Model pendidikan karakter berbasis penguatan modal sosial terbukti mampu mengaktualisasi nilai-nilai karakter," kata dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta Sri Sumarni, akhir pekan lalu.

Model pendidikan karakter berbasis penguatan modal sosial dinilainya paling efektif untuk mewujudkan hal tersebut. Model pendidikan ini telah diterapkan bagi mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Model ini diimplementasikan dengan modul pembelajaran yang disampaikan secara humanis. Selain itu, juga didukung dengan cerita inspiratif yang menyentuh hati.

Sri Sumarni meneliti implementasi modul pembelajaran ini dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Juga menggunakan statistik deskriptif  dan analisis times series untuk melihat trend karakter mahasiswa. Sedang analisis kualitatif menggunakan model analisis interaktif dari Milles Huberman.

Model pendekatan karakter dirancang dengan menggunakan tiga pendekatan.Yaitu, pendekatan mikro dengan implementasi modul. Lalu, pendekatan meso dengan membangun kultur. Ketiga,  pendekatan makro dengan membangun jaringan kerjasama.

"Melalui validasi pakar dalam forum Focus Group Discussion (FGD), model ini dinyatakan valid dan dapat diimplementasikan untuk membangun karakter mahasiswa," kata Sri Sumarni.

Berdasarkan hasil analisis risetnya, implementasi model pendidikan karakter berbasis penguatan modal sosial  di UIN Sunan Kalijaga menunjukkan rasa saling percaya.

Rasa ini semakin kuat dengan terus dipupuk melalui silaturahim dan komunikasi persuasif di antara sesama warga kampus dengan warga masyarakat, serta warga kampus dengan orang tua mahasiswa.

"Hal ini ditandai dengan berbagai masalah yang dapat diselesaikan dan kesalahpahaman yang dapat diluruskan. Serta membuktikan bahwa rasa saling percaya merupakan inti dari modal sosial," katanya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement