Rabu 02 Jul 2025 10:36 WIB

Pendidikan Barak Militer Gelombang 2 di Jabar Berakhir, Program Dihentikan?

Gelombang pertama siswa bermasalah yang mengikuti pendidikan barak militer 270 orang

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Arie Lukihardianti
Anggota TNI merazia barang bawaan siswa sebelum memasuki barak militer saat program pendidikan karakter dan kedisiplinan di Dodik Bela Negara Rindam III Siliwangi, Lembang, Kabupaten Bandung Barat
Foto: ANTARA FOTO/Abdan Syakura
Anggota TNI merazia barang bawaan siswa sebelum memasuki barak militer saat program pendidikan karakter dan kedisiplinan di Dodik Bela Negara Rindam III Siliwangi, Lembang, Kabupaten Bandung Barat

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Kodam III Siliwangi mengungkapkan pendidikan barak militer gelombang dua di Dodik Bela Negara Rindam III Siliwangi untuk siswa bermasalah telah selesai. Jumlah peserta yang terlibat sebagai peserta mencapai 90 orang siswa dari berbagai sekolah.

Kapendam III Siliwangi Kolonel Inf Mahmuddin membenarkan bahwa pendidikan barak militer gelombang kedua telah selesai dilaksanakan di Dodik Bela Negara Rindam III Siliwangi. "Sudah selesai," ujar Mahmuddin saat dikonfirmasi, Rabu (2/7/2025).

Baca Juga

Sebelumnya, pada gelombang pertama jumlah siswa yang bermasalah mengikuti pendidikan barak militer mencapai 270 orang siswa. Pendidikan digelar pada bulan Mei lalu.

Sementara itu, Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Jawa Barat membantah tentang program mengirimkan siswa bermasalah ke barak militer Dodik Bela Negara Rindam III Siliwangi dihentikan. Mereka menegaskan program tersebut tetap berjalan bahkan akan dilakukan di sekolah untuk siswa yang lain.

Kepala Disdik Provinsi Jawa Barat Purwanto membantah bahwa program siswa bermasalah dikirim ke barak militer dihentikan. Ia menegaskan program Panca Waluya tetap berjalan.

"Gak ada begitu (distop) cuma memang kegiatan Panca Waluya pendidikan karakter tidak hanya dilakukan di Dodik tapi dilaksanakan semua di sekolah," ucap dia.

Ia menyebut pendidikan karakter tidak hanya untuk siswa yang memiliki perilaku khusus atau bermasalah. Akan tetapi materi pendidikan karakter berlaku diberikan kepada seluruh siswa di sekolah.

"Anak-anak yang perlakuan khusus di ke Dodik, kalau anak-anak (tidak bermasalah) di didik di sekolah," kata dia.

Purwanto mengatakan pendidikan karakter tidak hanya menyentuh siswa yang bermasalah. Akan tetapi siswa pada umumnya yang belajar di sekolah.

Pihaknya sedang merumuskan materi pendidikan karakter untuk siswa di sekolah menyangkut standar kompetensi lulusan, serta standar proses. Ia menyebut materi di Dodik diberikan oleh militer sedangkan di sekolah disampaikan oleh guru.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement