REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Universitas Pembangunan Nasional (UPN) 'Veteran' Yogyakarta saat ini telah resmi berstatus perguruan tinggi negeri. Berkaitan dengan status baru tersebut UPN segera mengajukan 10 program studi baru untuk jenjang S1, S2, dan S3. Hal ini sebagaimana disampaikan oleh Rektor UPN, Sari Bahagiarti, Selasa (26/5).
"Prodi tersebut sudah diajukan ke Dikti (Direktorat Perguruan Tinggi). Kita tinggal menunggu hasilnya. Kalau lancar bulan Juni ini mestinya sudah ada civitasnya," tutur Sari.
Adapun 10 prodi yang dimaksud adalah jurusan Teknik Metalurgi, Geomatika, Elektro, dan Sistem Informasi untuk S1. Sedangkan untuk S2 ada Manajemen Bencana, Ilmu Komunikasi, Teknik Perminyakan, Akuntansi, dan Teknik Kimia. Untuk program S3 hanya Teknik Geologi.
Menurut Sari pembentukan prodi baru tersebut dilatarbelakangi oleh kebutuhan serta potensi yang ada di Indonesia. Wakil Rektor III UPN, Nurcholis mencontohkan, keberadaan UU smelter sebagai dorongan pembentukan prodi metalurgi. "Undang Undang itu kan mengharuskan pengolahan bahan mentah alam di dalam negeri. Sehingga kita tidak lagi menjual bahan mentah ke luar negeri. Nah, keahlian mengolah bahan baku mineral ini bisa dipelajari di teknik metalurgi," katanya.
Nurcholis menuturkan, prodi metalurgi bahan tambang sendiri sangat jarang ditemui di berbagai perguruan tinggi negeri. Padahal kebutuhan SDM dengan keahlian tersebut sangat banyak. Maka itu ia berharap dengan dibukanya sepuluh jurusan, UPN bisa memenuhi kebutuhan tenaga ahli di dunia kerja dan masyarakat.
Namun karena masih menunggu keputusan dari Dikti, sepuluh prodi tersebut belum bisa diresmikan tahun ini. Sehingga pendaftarannya baru bisa dibuka tahun depan. "Ya untuk SBMPTN tahun ini jurusan itu tadi belum ada," kata Sari. Meskipun begitu, jumlah pendaftar SBMPTN tahun pertama UPN ini cukup banyak. Bahkan menurut Sari, beberapa jurusan yang dulunya sepi sudah mulai banyak diminati. Seperti jurusan pertanian dan administrasi bisnis.