REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemimpin muda diharapkan muncul dalam ajang Young Leaders for Indonesia Forum 2015 yang dihelat di Grand Kemang, Jakarta Selatan. Hal itu agar Indonesia bisa menjadi salah satu dari tujuh negara ekonomi besar.
"Ajang ini untuk mencetak pemimpin muda masa depan Indonesia yang dipersiapkan sedini mungkin," kata Duta Forum Pemimpin Muda (Young Leaders for Indonesia 2015), Puteri Anetta Komarudin kepada wartawan di Jakarta, Rabu(27/5).
Perlu diketahui, YLI sendiri sudah memiliki tujuh angkatan sejak dimulai pada 2008. Kegiatan itu merupakan cara McKinsey dalam menjalankan program sosial untuk memunculkan pemimpin masa depan. Bahkan riset McKinsey menyebutkan Indonesia bisa menjadi tujuh negara ekonomi besar. Kebanyakan peserta dari Indonesia, Malaysia, Singapura, Jepang, dan Australia.
Puteri menyatakan, tidak banyak yang bisa mengikuti Young Leaders for Indonesia (YLI) 2015. Itu lantaran setiap peserta harus melalui berbagai seleksi yang ketat. "Saya beruntung, senang dan bangga bisa terpilih, karena dari 1.300 yang mengajukan diri untuk ikut dalam ajang YLI. Peserta yang bisa ikut hanya 60 orang dan semua adalah mahasiswa tingkat akhir," terangnya.
Puteri yang juga ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Australia cabang Melbourne University tersebut menyebutkan, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi sebelum mengikuti YLI. Salah satunya, memiliki Grade Point Average (GPA) atau Indeks Prestasi Komulatif (IPK) di atas 3,3. "Juga, punya pengalaman berorganisasi dan lancar berbahasa Inggris," sambungnya.
Puteri menuturkan, dalam masa penjaringan untuk bisa mengikuti YLI tersebut, ia harus mengumpulkan makalah dan melakukan wawancara melalui telpon. Materi wawancaranya adalah visi misi lima tahun, 10 tahun, dan lainnya sebagai pemimpin muda. "Lalu, ditanyakan juga cara untuk menempuhnya."
Dalam sesi wawancara itu, Putri mengaku ditanya mengenai perkembangan sektor Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan bagaimana menumbuh kembangkan sektor tersebut. Menurut dia, UMKM di Indonesia belum berjalan dengan baik. Itu dikarenakan selama ini mereka belum tahu kiat-kiat untuk menjual produk yang berbeda di pasar.
"Maka disitu lah seharusnya peran mahasiswa atau pemimpin muda untuk masuk membantu mereka mengenai marketing dan manajemen keuangan yang baik dan benar," ujar Puteri.