REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Di jajaran wisudawan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang dikukuhkan pada Sabtu (30/5) lalu, terdapat wajah warga asing. Dia adalah Robert John Pope, warga Australia yang baru saja berhasil lulus di Magister Agama Islam (MAI) UMM.
Ketertarikan Robert pada studi Islam dilatari keinginan mempelajari Islam dari ahli dan sumbernya secara langsung. “Kalau belajar Islam ke non-Muslim itu keliru,” kata Robert yang menulis tesis tentang 'Menemukan Kembali Islam Inklusif: sebuah Riset Naratif terhadap Usman Ibrahim'.
Sebelum memilih Kampus Putih, semula Robert mencari info tentang beberapa universitas yang mengajarkan tentang studi Islam. Pilihannya jatuh pada UMM lantaran ada kontak pribadi serta kecocokan visi akademik dengan sejumlah dosen di MAI UMM, terutama dua guru besar, yaitu Prof Tobroni dan Prof Syamsul Arifin.
Sebagai balas budinya pada UMM, pria asal Renmark, Australia ini ingin membangun kemitraan antara lembaga tempatnya bekerja, Equal Access, dengan Pusat Studi Agama dan Multikulturalisme (PUSAM) PPs UMM.
Bagi Robert, UMM sangat mendukung pemikiran rasional, sangat terbuka, serta memiliki intellectual honesty yang kuat. Ia juga mengaku terpukau dengan cara UMM menampilkan dirinya, misalnya dari video UMM pernah saya lihat. “UMM adalah kampus yang luar biasa. Kampus ini memiliki masa depan yang cerah.”
Selepas lulus Pascasarjana MAI UMM, Robert berencana melanjutkan studinya di S3 Pendidikan Agama Islam (PAI) UMM. “Tapi saya harus kembali ke Australia dulu untuk bekerja lagi selama setahun. Rencananya, bulan Juli tahun depan (2016) akan mengambil kuliah doktor di UMM.”
Sebagai penganut Kristiani, Robert memiliki cara pandang yang menarik dalam beragama. “Sekalipun saya beragama Kristen, tapi saya tidak makan babi dan juga tidak minum minuman keras. Tapi dasarnya itu rasional, karena bagi saya, kalau mau sehat, ya harus mengkonsumsi makanan halal,” ujarnya.
Ketua program studi MAI PPs UMM Prof Dr Tobroni MSi menyebut, Robert adalah seorang penganut ajaran Kristen dan Islam. Menurut dia, Robert secara formal beragama Kristen tetapi penganut tauhid. Robert mendalami monoteisme agama Ibrahim dan agama samawi lainnya termasuk Kristen. “Robert memiliki cita-cita mempertemukan agama-agama samawi, khususnya Kristiani dan Muslim di Australia,” ujarnya.