Rabu 08 Jul 2015 11:57 WIB

Unpad dan BNI Resmikan Klinik Pembiayaan Perbankan

BNI asset management
Foto: twitter.com
BNI asset management

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG  -- Unpad bekerja sama dengan PT Bank Negara Indonesia (Persero) TBK,  meresmikan Layanan Klinik Pembiayaan Perbankan, pada Kamis (9/7), bertempat di Bale Motekar, Jl. Banda No. 40 Bandungi.

 

Kepala UPT Humas Unpad Soni A Nulhaqim mengatakan, klinik pembiayaan dan inkubator bisnis merupakan lembaga yang setara dengan laboratorium yang berada dibawah Univesitas Padjadjaran dan dikelola oleh Departemen Ilmu Ekonomi – Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran.  Sebagaimana keberadaan laboratorium studi pada umumnya, kata dia, klinik pembiayaan dan inkubator bisnis berfokus pada bidang kajian tertentu. “Dalam hal ini berfokus pada bidang bisnis dan pembiayaan usaha,” katanya Rabu (8/7).

 

Keberadaan Klinik Pembiayaan dan Inkubator bisnis ini merupakan hasil kerja sama antara Universitas Padjadjaran dan PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Kerja sama itu berupa joint venture permodalan dan dana kegiatan, penyediaan sarana dan prasarana serta sumber daya manusia.

“Pengelolaan dilakukan secara bersama antara Unpad – BNI, dimana terdapat koordinator yang berasal dari Upad dan BNI. Dalam aktivitas keseharian, pengelolaan akan dibantu oleh mahasiswa magang yang berasal dari Unpad,” ujarnya.

 

Keberadaan klinik pembiayaan dan inkubator bisnis, kata Soni, diharapkan bisa menjadi sarana untuk mengembangkan kewirausahaan, utamanya dilingkungan civitas akademika Unpad. Selain juga akan menyasar pada usaha-usaha yang dijalankan oleh masyarakat umum.

 

Menurut Soni, output dan tujuan utama dari klinik pembiayaan dan inkubator bisnis adalah adanya usaha yang dijalankan oleh civitas akademika Unpad dan masyarakat, dapat menjadi usaha yang bankable dan dapat mengakses ke sumber pembiayaan perbankan. Artinya, usaha tersebut harus feasible/layak secara bisnis, manajemen usaha, keuangan dan aspek-aspek lainnya.

“Sebelum bisa mengajukan pembiayaan kredit ke perbankan, usaha terlebih dahulu akan dilakukan assessment oleh klinik pembiayaan. Jika dinilai usaha dinilai feasible untuk dibiayai, maka bisa dibiayai oleh klinik pembiayaan dengan menggunakan dana joint venture,” katanya.

 

Dalam tahap awal, kegiatan dalam klinik pembiayaan dan inkubator bisnis akan menekankan pada program-program pelatihan dan konsultasi kewirausahaan, aspek-aspek bisnis dan keuangan serta strategi menembus pembiayaan perbankan. Untuk program pemberian pembiayaan dari Klinik, akan dilakukan setelah terdapat mekanisme dan system operating procedure (SOP) nya.

Program ini di desain secara bertahap dan disesuaikan dengan tujuan klinik pembiayaan dan inkubator bisnis. Kegiatan dilakukan secara gradual mulai dari seminar kewirusahaan yang menumbuhkan motivasi berwirausaha, berbagai pelatihan tentang manajemen bisnis, administrasi keuangan serta pelatihan akses pembiayaan perbankan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement