REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN –- Setelah melakukan riset selama 17 tahun, dosen UGM akhirnya bisa mengembangkan vaksin untuk mencegah penyakit radang ambing atau mastitis pada sapi perah. Agnesia Endang Tri Hastuti Wahyuni dari Fakultas Kedokteran Hewan UGM mengatakan penelitian yang dilakukannya berhasil mengembangkan vaksin dengan kemampuan adhesi yang kuat terhadap epitel ambing.
Vaksin dengan kemampuan antibodi spesifik diketahui mampu menghambat adhesi bakteri penyebab mastitis ke sel epitel ambing.
Sehingga dapat meminimalisir dan menghilangkan keberadaan bakteri yang hidup dalam ambing.
“Vaksin ini diharapkan mampu menjadi solusi pengendalian mastitis subklinis yang efektif dan aman,” papar Wahyuni.
Saat ini vaksin tersebut sudah dapat digunakan oleh peternak Indonesia. Vaksin ini bisa menurunkan kejadian mastitis. Kejadian mastitis dapat menurunkan kuantitas maupun kualitas produksi susu sapi perah. Bahkan susu dari sapi perah yang menderita mastitis tidak layak untuk dikonsumsi, sehingga harus dibuang.
Saat ini jumlah sapi perah di Indonesia 597 ribu ekor, dengan rata-rata produksi 11,51 liter per ekor setiap harinya. Padahal dengan target swasembada susu tahun 2020, setidaknya dibutuhkan 2,3 juta ekor sapi laktasi. Selain minimnya kepemilikan sapi perah, faktor lain yang menyebabkan rendahnya produksi susu adalah penyakit radang ambing atau mastitis pada sapi perah.
“Apabila tidak ada langkah progresif, prosentase produksi susu dalam negeri akan semakin menurun,” kata dia.