Kamis 06 Aug 2015 21:50 WIB

Kemenristek Dikti akan Berikan Intensif untuk Peneliti

Rep: C13/ Red: Yudha Manggala P Putra
Seorang peneliti menyusun bibit padi Nippon Bare yang dikembangkan melalui sistim kultur jaringan di laboratorium Bioteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) di Cibinong, Bogor.
Foto: ANTARA/str-Jaflhairi/Koz/mes/06.
Seorang peneliti menyusun bibit padi Nippon Bare yang dikembangkan melalui sistim kultur jaringan di laboratorium Bioteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) di Cibinong, Bogor.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) mengungkapkan akan memberikan dana insentif kepada para peneliti. Dana ini akan diberikan kepada mereka yang menghasilkan inovasi dan riset-riset yang bermanfaat bagi masyarakat.

“Pemerintah akan segera menerbitkan Peraturan Presiden (Pepres) terkait insentif,” ujar Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), Muhammad Nasir di sela  Press Briefing tentang Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) di Gedung Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Jakarta, Kamis (6/8).

Menurutnya, anggaran itu akan  diberikan kepada industri yang menggandeng peneliti untuk melakukan riset dan pengembangan.

Nasir menjelaskan, insentif tersebut akan  berupa pengurangan atau pembebasan pajak. Menurutnya, hal ini perlu dilakukan agar dunia  industri mau bergerak membangun hasil-hasil inovasi yang dilahirkan para peneliti Indonesia. Dengan demikian, kata dia, akan ada penganggaran modal untuk risetnya yang harus didorong ke depannya.

Mengenai hal itu. Menteri Mohamad Nasir mengatakan, pihaknya telah menjembatani antara peneliti dan dunia bisnis. Dari hasil mediasi tersebut, tambah dia, pemerintah bisa mendapatkan dukungan cukup kuat dari industri semisal perusahaan obat-obatan.

Pada hakikatnya, Nasir menegaskan, upaya ini dilakukannya demi menguatkan daya saing bangsa. Untuk itu, ia menyatakan, pemerintah pun akan akan memfokuskan pada pengembangan riset dan teknologi terutama  sektor kesehatan dan obat-obatan.

Untuk mendorong riset tersebut, Nasir mengungkapkan, pihaknya pun berusaha mendekatkan antara peneliti dan  industriawan. Dengan demikian, katanya, penelitian yang dilakukan oleh peneliti dapat berguna secara langsung pada masyarakat.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement