REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 10.027 proposal riset tidak lolos seleksi pendanaan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti). Puluhan ribu penelitian itu terdiri dari riset pengabdian kepada masyarakat dan riset inovasi.
Dirjen Penguatan Riset dan Pengembangan Kemenristekdikti, Muhamad Dimyati, mengatakan ada 24.588 proposal penelitian pengabdian kepada masyarakat yang masuk seleksi pihaknya. Dari jumlah itu, sebanyak 15.171 proposal yang lolos seleksi dan didanai oleh Kemenristekdikti.
"Ada 9.417 proposal riset pengabdian kepada masyarakat yang tidak lolos seleksi. Sementara itu, ada 610 penelitian dari kelompok insentif sistem inovasi nasional (Insinas) yang tidak lolos seleksi. Dari kelompok tersebut hanya ada 890 proposal riset diajukan dan hanya 280 penelitian inovasi yang lolos seleksi," jelas Dimyati kepada awak media di Jakarta, Kamis (10/3).
Dia melanjutkan, dari data di atas ada 761 perguruan tinggi swasta (PTS) dan 106 perguruan tinggi negeri (PTN) yang proposal penelitiannya didanai oleh Kemenristekdikti. Meski demikian, persentase proposal dari PTN yang didanai jumlahnya lebih besar, yakni sebanyak 59,7 persen.
Lebih jauh Dimyati memaparkan inti program riset pada 2016 masih mengacu kepada mekanisme pertanggungjawaban riset fundamental, ipteks, dosen pemula, pascasarjana dan beberapa program lain. Hanya saja, fokus terhadap pemetaan judul puluhan ribu riset yang didanai belum fokus.
"Sebagian besar judulnya masih menyebar dan belum terlalu fokus. Sebab, penyusunannya belum mengacu kepasa rencana induk riset nasional yang kini sedang kami susun," tambah dia.