REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Institut Pertanian Bogor (IPB) menyandang julukan “Kampus Rakyat” karena kayanya diversitas mahasiswa yang berasal dari berbagai penjuru Indonesia. Namun disayangkan 70 persen dari mahasiswa IPB ternyata masih hidup di bawah standar kelayakan.
Orang tua mereka mayoritas memiliki penghasilan di bawah Rp 3 juta, dan banyak pula dari mereka yang tidak dapat melanjutkan studi mereka karena kekurangan dana. Kelalaian dalam memasilitasi pendidikan kepada rakyat dapat menutup masa depan bangsa.
Karena itu, Rektor IPB Herry Suhardiyanto menyambut baik langkah Yayasan Alumni Peduli IPB mengumpulkan Dana Abadi Pendidikan untuk membantu para mahasiswa IPB yang kurang mampu. “Alumni dan Almamater yang kuat akan menghasilkan perguruan tinggi yang hebat dengan kualitas pendidikan yang juga baik,” kata Rektor IPB Herry Suhardiyanto dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Jumat (24/2/2017).
Hery Suhardiyanto juga menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya atas kepercayaan para investor reksa dana tersebut. “Saya berharap jumlah dana investasi yang dikelola semakin besar. Saya juga berharap manager investasi yang ditunjuk dapat menunaikan amanah dengan baik dalam mengelola dana investasi,” ujar Hery Suhardiyanto.
Himpunan Alumni Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui Yayasan Alumni Peduli IPB berupaya mencarikan jalan keluar untuk membantu mahasiswa IPB yang kurang mampu. Salah satu langkah yang dilakukan adalah Yayasan Alumni Peduli IPB mengumpulkan Dana Abadi Pendidikan.
Pengumpulan Dana Abadi Pendidikan tersebut dilaksanakan bersamaan dengan soft launching Yayasan Alumni Peduli IPB yang digelar di Graha Niaga Sudirman, Jakarta, Rabu (22/2/2017). “Alhamdulillah, dalam semalam terkumpul Dana Abadi Pendidikan Rp 24 miliar,” kata Ketua Yayasan Alumni Peduli IPB Fathan Kamil.
Fathan Kamil menambahkan, direncanakan dana abadi tersebut untuk mendanai mahasiswa IPB yang kurang mampu. "Program dana abadi ini merupakan wujud tanggung jawab alumni IPB bagi IPB dan mahasiswanya untuk terus terus meningkatkan kualitas mahasiswa secara khusus dan pendidikan Indonesia secara umum,” ujar Fathan.
Menurut Fathan, saat ini metode sumbangan secara reguler telah ditinggalkan dan hanya mengandalkan sumbangan yang bersifat tidak reguler. Namun, kata Fathan, Yayasan tetap memerlukan sumber dana yang berkelanjutan untuk mendanai program-program beasiswa dan pengembangan kapasitas mahasiswa IPB.
"Karena itu, kini kita menggunakan sistem reksa dana yang akan menggalang modal dari para investor agar mereka bisa ikut membantu pembiayaan pendidikan secara terus-menerus melalui berbagai investasi yang dijalankan. Buah atau laba dari investasi itulah, yang akan digunakan untuk membiayai program-program Yayasan Alumni Peduli IPB. Adapun pokok modalnya akan tetap menjadi milik para investornya," terang Fathan.
Fathan menyebutkan, Dana Abadi yang diperoleh sampai saat ini bersumber dari donasi alumni IPB sebesar Rp 1 miliar. Selain itu, penempatan dana dari beberapa lembaga di antaranya PT KSEI Rp 8 miliar, Dana Pensiun PT Telkom Rp 5 miliar, PT Bursa Efek indonesia Rp 5 miliar, dan PT Bahana Rp 5 miliar.
Dana ini diperkirakan semakin bertambah seiring sosialisasi program yang akan dilakukan terus-menerus. “Penggunaan dana melalui Yayasan Alumni Peduli IPB meliputi beasiswa regular, beasiswa unggul, pelatihan kewirausahaan sosial, workshop dan coaching, dan pelatihan kepemimpinan,” papar Fathan Kamil.
Ketua Himpunan Alumni IPB Bambang Hendroyono mengharapkan Yayasan Alumni Peduli IPB dan Dana Abadi merupakan solusi konkret dari alumni IPB untuk mahasiswa yang tidak berkecukupan selama ini. “Program ini merupakan sejarah baru bagi IPB dan alumninya dalam menjamin keberlangsungan pendidikan bagi mahasiswa, khususnya yang tak berkecukupan, ” harap Bambang Hendroyono.
Pada kesempatan tersebut, Rektor IPB sempat berduet dengan penyanyi Yana Julio. “Ini untuk memenuhi permintaan investor reksa dana,” tutur Herry Suhardiyanto.