REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Youth Studies Centre (Yousure) Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisipol) UGM kembali menggelar kompetisi dan ekspo Sociopreneur Muda Indonesia (Soprema). Ini merupakan event yang kedua kalinya digelar setelah kompetisi perdana digelar tahun lalu.
Soprema 2017 berangkat dari isu meningkatnya kemiskinan, melebarnya ketimpangan, dan tingginya pengangguran di Tanah Air. Di saat yang bersamaan Indonesia justru mengalami bonus demografi, dimana sebanyak 26,23 persen penduduk Indonesia adalah pemuda usia produktif 16-30 tahun.
Yousure Fisipol UGM berusaha menangkap peluang untuk menumbuhkan potensi-potensi inovasi dari kalangan pemuda usia produktif tersebut melalui ajang kompetisi sociopreneur (wirausaha sosial) tahunan berskala nasional yang disebut sebagai Soprema. Untuk tahun ini tema Sociopreneur yang akan dipertandingkan terdiri dua tema, yaitu ketahanan pangan dan ekologi (yang mencakup pertanian, kemaritiman, dan ekologi) serta industri kreatif.
"Harapannya Soprema ini tidak hanya berhenti pada event saja, namun juga akan berlanjut pada aksi-aksi nyata di masyarakat," ujar Direktur Suprema, Dr Hempri Suyatna, dalam konferensi pers di Ruang Dekanat Fisipol UGM, Selasa (21/3).
Dekan Fisipol UGM, Dr Erwan Agus Purwanto, mengungkapkan Soprema merupakan realisasi dari gagasan besar UGM untuk melaksanakan misi besar menjadi universitas yang berkarakter. Yang membedakan Soprema dengan program kewirausahaan lainnya adalah program ini tak hanya bertujuan untuk menjadikan mahasiswa sebagai seorang wirausahawan mandiri. "Soprema juga diharapkan mampu melahirkan wirausahawan yang memiliki kepedulian untuk menyelesaikan masalah-masalah sosial di sekitarnya," kata Erwan.
Saat ini, kata dia, permasalahan sosial di Indonesia kian kompleks. Hal itu terlihat dari semakin lebarnya gap antara yang kaya dan yang miskin. Menariknya, fenomena gelombang disparitas ini tak hanya terjadi di Indonesia saja, melainkan di dunia. "Oleh karena itu agar persoalan sosial ini tak berujung kita mendorong wirausaha agar berkontribusi sosial," ujarnya.
Sementara itu Rektor UGM, Prof Dwikorita Karnawati, mengungkapkan dukungannya atas program Soprema 2017 mengingat event ini sesuai dengan visi UGM sebagai sociopreneurship university. "Jadi Suprema ini diharapkan bisa mempercepat upaya UGM membangun generasi muda yang produktif," kata Dwikorita.
Soprema 2017 bisa diikuti oleh pemuda 16-30 tahun dari seluruh provinsi di Indonesia. Nantinya, kompetisi akan dibagi menjadi dua kelas, yaitu kelas usia usaha di bawah satu tahun (Kick-off) dan kelas usia usaha antara 1-3 tahun (kelas Start-up).
Untuk mengikuti Soprema 2017, pemuda bisa mendaftar secara daring melalui situs soprema.fisipol.ugm.ac.id yang dibuka mulai 15 Maret hingga 31 Mei mendatang. Nantinya akan dipilih sebanyak 90 peserta (tim) yang akan bersaing untuk memperebutkan tempat sebagai finalis pada acara puncak 10-12 Oktober mendatang di Fisipol UGM.