REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Mahasiswa STIE Nobel kembali memperoleh ilmu yang luar biasa dari kesuksesan seorang pengusaha penerbangan. Pada Selasa (4/7), di ruang 401 kampus STIE Nobel, puluhan mahasiswa mengikuti kuliah yang dibawakan oleh pemilik lima pesawat dari tanah Papua.
Wagus Hidayat demikian namanya, pria yang memiliki darah Sidrap ini lahir di Wamena pada 1972. Mengawali kuliah yang dimulai pada pukul 11.00 WIT, pria yang kini beralamat di Sentani Papua ini menceritakan sedikit tentang kisah hidupnya. Sempat gagal ketika mendaftar di salah satu perguruan tinggi negeri di Makassar, ia mencoba mencari nafkah dengan mencoba beberapa pekerjaan diantanya jualan sembako, tukang ojek, supir angkot dan beberapa upaya lainnya.
Beberapa strategi berwirausaha ia beberkan, ketika mulai membangun PT Semuwa Dirgantara. Di hadapan puluhan mahasiswa STIE Nobel ia mengungkapkan bahwa keberanian itu penting dalam membangun usaha.
"Hanya ada dua cara menjadi cepat kaya, jadi pengusaha atau jadi politisi," ujar beliau dengan tersenyum.
Pria yang pernah mendekam di lembaga pemasyarakatan karena kasus perkelahian ini menganjurkan kepada mahasiswa yang mengikuti kuliah, untuk tidak selalu berpikir menjadi pegawai negeri sipil. Pengalaman beliau memicu beberapa pertanyaan dari para mahasiswa STIE Nobel yang hadir, diantara mereka sesekali menanyakan tentang strategi permodalan hingga konsistensi membangun bisnis.
STIE Nobel terus menghadirkan para praktisi usaha di ruang kelas, dengan harapan dapat memancing semangat mahasiswa berwirausaha.