Senin 10 Jul 2017 03:00 WIB

Amien Rais Ceritakan Arti Warna Kebesaran IMM

Rep: Andrian Saputra/ Red: Agus Yulianto
Logo IMM
Foto: blogspot
Logo IMM

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Ada secuil cerita menarik dibalik warna kebesaran Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM). Warna merah, yang juga menjadi warna jas anggotanya ternyata punya nilai perjuangan dan histori. Tokoh Reformasi, Amien Rais menceritakan secuil kisah tentang awal mula dipilihnya merah sebagai warna kebesaran IMM.

“Memang kalau dengan Muhammadiyah kontras, Muhammadiyah hijau, IMM merah, tapi ada nilai perjuangan, perlawanan disitu,” kata Amien saat menghadiri silaturrahmi forum Alumni IMM se-Jawa Tengah di Universitas Muhammadiyah Surakarta pada Ahad (9/7) siang.

Amien mengatakan, warna merah dari organisasi yang berdiri pada 1964 itu merupakan simbol perlawanan kaum intelektual Muslim Muhammadiyah terhadap gerakan Partai Komunis Indonesia (PKI). Sebab kala itu, kata Amien, PKI tumbuh subur di tanah Jawa terutama Jawa Tengah.

“Saya, Pak Jasmasn dan Pak Rosyad rapat, Jasman mengatakan karena warna itu milik Allah jangan sampai merah dianggap warna PKI. Jadi kita (IMM) telah melawan PKI sejak dulu itu, kalau sekarang ada angin PKI kita paling waspada,” katanya.

Di sisi lain, Amien mengingatkan, kader-kader IMM untuk meningkatkan wawasan, ketajaman berpikir prihal kebangsaan dan keagamaan sehingga konflik dan perpecahan antar anak bangsa sempat terjadi pada masa lalu tak terjadi lagi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement