REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rektor Universitas Indonesia (UI) Muhammad Anis menilai, pembatasan penerimaan mahasiswa baru harus dipatuhi oleh seluruh perguruan tinggi baik negeri ataupun swasta. Sebab menurut dia, penerimaan mahasiswa baru harus sesuai standar, seperti mempertimbangkan rasio jumlah dosen, mahasiswa, fasilitas yang tersedia dan jumlah lulusan di perguruan tinggi tersebut.
"Pembatasan (penerimaan mahasiswa baru) itu standar, baik swasta ataupun negeri juga. Yang pasti harus didasarkan pada rasio jumlah dosen yang tersedia dengan fasilitas dan sebagainya," jelas Muhammad Anis saat dihubungi Republika pada Rabu (6/12).
Anis menyayangkan, beberapa pihak yang menyebutkan PTN menerima mahasiswa baru melebihi kuota, tanpa dibarengi fakta ataupun sumber data yang jelas atas statemennya tersebut. Anis menegaskan, pada dasarnya tugas perguruan tinggi baik negeri ataupun swasta adalah menciptakan pendidikan yang atraktif. Untuk kemudian, bisa menjadi perguruan tinggi yang unggul dan bisa mencerdaskan anak bangsa.
"Sama saja semuanya juga (PTS dan PTN), keduanya harus bersama-sama mencerdaskan anak bangsa. Otomatis baik PTS atau PTN harus sama-sama menerapkan pembatasan kuota mahasiswa yang berdasarkan pada rasio tadi agar pendidikan yang dihasilkan maksimal," ungkap Anis.
Terkait jumlah penerimaan mahasiswa baru di UI, Anis memastikan telah sesuai standar yang ada. Adapun untuk penerimaan mahasiswa baru tahun ajaran 2017/2018, Anis mengaku, memang ada peningkatan jumlah mahasiswa. Itupun, karena ada pembukaan prodi baru.
"Kita sudah sesuai dengan standar, tidak ada masalah," kata Anis menambahkan.
Sebelumnya, presiden Joko Widodo menyetujui usulan Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) terkait pembatasan jumlah penerimaan mahasiswa baru PTN. Menurut Jokowi, dalam penerimaan mahasiswa baru, PTN harus fokus pada kualitas lulusan dan pendidikan. Sebab, lanjut dia, terdapat PTN yang memiliki mahasiswa lebih dari 40 ribu.
"Saya setuju dengan pak Budi (Ketua Aptisi) menyampaikan (mahasiswa) perguruan tinggi memang harus dibatasi," kata Jokowi saat menutup Rembuk Nasional APTISI di Universitas Esa Unggul, Jakarta pada Rabu (29/11).