REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Universitas Brawijaya (UB) telah resmi meluncurkan Rumah Layanan Disabilitas di lingkungan kampus pada Jumat (5/1). Rumah ini resmi beroperasi dengan pengguntingan pita oleh Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani saat berkunjung ke sana.
Rektor UB, Profesor Mohammad Bisri mengatakan, kehadiran rumah layanan ini tak lepas dari animo anak disabilitas yang tinggi untuk masuk ke UB. Melihat animo besar, Bisri menilai mereka jelas harus diberikan fasilitas lebih. "Mereka harus difasilitasi lebih dari ini sehingga kami berikan rumah layanan disabilitas sebagai tempat pelayanan konseling mereka," ujar Bisri saat ditemui wartawan seusai Peresmian Rumah Layanan Disabilitas di UB Malang, Jumat (5/1).
Hingga saat ini, Bisri menyebutkan, terdapat 112 mahasiswa disabilitas yang tengah mengenyam pendidikan di UB. Setiap anak dari 112 mahasiswa ini diberi pendamping satu sampai dua orang selama belajar di kampus.
Adapun mengenai kuota penerimaan mahasiswa disabilitas, Bisri menjelaskan, hanya akan menerima 25 sampai 30 orang per fakultasnya. Sementara di tahun lalu, pihaknya hanya menerima 20 orang untuk satu fakultasnya. "Ini sudah ditingkatkan menjadi 35. Saya lihat dulu apakah animonya masih tetap tinggi atau tidak," kata dia.
Secara keseluruhan, kuota mahasiswa baru (maba) di tahun ajaran lalu hanya bisa menerima 9.700 orang yang tersebar di 15 fakultas. Untuk kuota tahun ini, Bisri sempat mengungkapkan, dirinya masih menunggu keputusan Pemerintah Pusat mengingat belum lama ini terdengar kabar adanya rencana pengurangan kuota untuk kampus negeri.