REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) menyebutkan diperbolehkannya dosen asing untuk memasuki Indonesia dan mengajar di Tanah Air untuk menghasilkan inovasi dan publikasi.
Dirjen Sumber Daya Iptek Dikti (SDID) Kemenristekdikti Dikti Ali Ghufron Mukti mengatakan,sebetulnya Indonesia memiliki banyak dosen yaitu sekitar 265 ribu. Kendati demikian, dia melanjutkan, umumnya dosen-dosen Indonesia kurang kuat kapasitasnya untuk melakukan penelitian, inovasi, publikasi, terutama publikasi internasional yangbereputasi.
"Untuk itu, kalau kita menghadirkan dosen dari luar negeri
yang berkapasitas, memiliki kompetensi dan kapasitas yang tinggi supaya bisa membawa mereka (dosen asing) untuk bekerjabersama-sama kemenristekdikti menghasilkan inovasi dan publikasi," katanya saat dihubungi Republika, Ahad (15/4).
Sebelumnya,Pascaditetapkanya Peraturan Presiden (perpres) No. 20 Tahun 2018 tentang penggunaan tenaga kerja asing (TKA), telah membuka ruang bagi dosen asing untuk bekerja di Indonesia. Tercatat hingga saat ini terdapat 30 orang asal luar negeri telah resmi mengajar.
Menurut data yang dilansir dari Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Pemerintah telah menargetkan sebanyak 200 dosen untuk dipekerjakan di Indonesia.Menristekdikti Mohammad Nasir mengatakan, dosen yang akan didatangkan dari luar negeri tidak sembarangan. Mereka merupakan dosen yang paham dan ahli di sejumlah bidang seperti ilmu alam, mesin, teknologi, atau matematika.
Saat ini sudah ada sejumlah pengajar yang berminat masuk ke Indonesia seperti dari Australia, Inggris, Jepang, Korea Selatan, dan Amerika.
"Selama ini sudah banyak dosen dari luar negeri yang mengajar di Indonesia. Mayoritas dosen tersebut berasal dari Australia, Jepang, dan Korea Selatan. Akan tetapi, status mereka sebagai dosen tamu," kata dia.