Selasa 12 Jun 2018 13:20 WIB

Iluni UI Pertanyakan Tuduhan 7 Kampus Terpapar Radikalisme

Tuduhan kampus UI terpapar radikalisme mengagetkan dan buat banyak pihak tersinggung.

Ketua Umum Iluni UI Arief Budhy Hardono
Foto: Iluni UI
Ketua Umum Iluni UI Arief Budhy Hardono

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Informasi yang menyebutkan tujuh kampus terpapar radikalisme dinilai sebagai hal serius. Pengurus Pusat Ikatan Alumni Universitas Indonesia (Iluni UI) meminta semua pihak untuk menahan diri.

Ketua Umum Iluni UI Arief Budhy Hardono meminta semua pihak untuk tidak mudah mengeluarkan pernyataan mengaitkan suatu kampus perguruan tinggi dengan radikalisme sampai ada definisi yang jelas dan terukur. Poster maupun meme di media sosial maupun di media massa yang menyebutkan adanya tujuh kampus ternama terpapar paham radikalisme diminta segera dihentikan.

"Jika perlu, pelaku penyebarannya diproses hukum karena mencemarkan nama baik perguruan tinggi negeri itu sendiri," ujar Arief di Jakarta dalam keterangan tertulisnya kepada Republika.co.id.

Menurut Arief, pernyataan bahwa tujuh kampus terpapar radikalisme dapat menimbulkan dampak sosial yang meresahkan masyarakat kampus. Termasuk para keluarga mahasiswa, dosen, alumni maupun masyarakat di luar kampus.

Organisasi-organisasi, kelompok-kelompok, yang ada di lingkungan kampus bisa menjadi saling curiga. "Sementara, pimpinan perguruan tinggi mulai dari rektor hingga dekan dan ketua jurusan menjadi repot untuk memberikan klarifikasi ke berbagai pihak," kata dia.

Arief mengatakan, sebelum seseorang atau lembaga melontarkan tuduhan terhadap satu atau beberapa kampus, sebaiknya didefinisikan terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan radikalisme dengan ukuran yang jelas. Bila belum ada definsi yang jelas, fakta yang kuat, dan data yang terukur, hendaknya semua pihak berhati-hati melontarkan pernyataan. Terlebih di masyarakat saat ini berkembang bahwa radikalisme erat dikaitkan dengan terorisme.

Khusus di UI, Arif mengatakan, selama ini kehidupan sosial, sikap toleransi antarpemeluk agama di kalangan mahasiswa, dosen, dan alumninya berjalan sangat baik. Tidak pernah terdengar adanya konflik.

Apalagi yang melibatkan kekerasan, antara mahasiswa, dosen, maupun alumni karena perbedaan agama, kepercayaan, dan paham. "Semuanya guyub dan saling menghormati," kata dia.

Demikian juga dengan kegiatan di masjid dan mushala kampus, baik yang di Depok maupun di Salemba, berjalan terbuka dan inklusif. Mahasiswa dan dosen datang ke masjid selain menjalankan ibadah shalat, diskusi juga untuk memperdalam pengetahuan agama. Tidak sedikit, ujar Arief, mahasiswa yang selepas shalat duduk di masjid untuk kembali membaca atau mengulang mata kuliah yang diajarkan di kelas.  

Ketua Iluni UI Eman Sulaeman Nasim mengatakan, tuduhan bahwa kampus UI terpapar radikalisme sangat mengagetkan dan membuat banyak pihak tersinggung. Sekiranya ada paham-paham atau ideologi tertentu yang dianggap membahayakan keutuhan bangsa, sebaiknya dikoordinasikan dengan pimpinan perguruan tinggi.

"Ambil langkah pengamanan dan pencegahan dalam operasi senyak," ujar Eman. "Tidak perlu digembar-gemborkan yang membuat suasana gaduh dan saling curiga."

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement