Jumat 16 Nov 2018 22:37 WIB

Lulusan Universitas Harus Siap dengan Tantangan Perubahan

Kesiapan ini akan menjadi langkah penting menghadapi perubahan tersebut.

Mahiswa di kampus/ilustrasi
Foto: Darmawan/Republika
Mahiswa di kampus/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Rektor Unika Atma Jaya (UAJ), Dr. Agustinus Prasetyantoko menyebut ada dua tantangan yang dihadapi mahasiswa setelah lulus jenjang kuliah. Yakni situasi dunia dan dalam negeri.

Situasi dunia, kata dia, terjadi berbagai gejolak krisis di berbagai belahan dunia. Di dalam negeri, akan dilaksanakan pemilihan umum yang memiliki dampak pada dinamika sosial politik yang cenderung memanas.

“Terhadap situasi terakhir ini, tentu kita tak cukup berdiam diri, kita harus mengambil peran aktif untuk memastikan proses demokrasi yang secara rutin kita lakukan setiap 5 tahun sekali ini tak sampai meretas apalagi merobek kesatuan bangsa kita yang memang sudah dari awalnya sangat majemuk," kata dalam acara wisuda 1136 orang sarjana baru program Sarjana, Pascasarjana dan Doktor Unika Atma Jaya, dalam siaran persnya, belum lama ini.

Sebanyak 1063 wisudawan dan wisudawati tingkat Sarjana dan 73 wisudawan dan wisudawati tingkat Magister (mengikuti prosesi wisuda di Jakarta Convention Centre (JCC) Senayan, Jakarta yang dipimpin oleh Rektor UAJ Dr.Agustinus Prasetyantoko. Tema wisuda sarjana ke-72 dan pascasarjana ke-46 ini adalah “Menemukan Tanda Pahlawan Lintas Generasi” 

Tindakan kecil,  kata dia, seperti menseleksi berita yang akan sebarkan di sosial media, atau saring sebelum sharing, bisa menjadi langkah penting dalam situasi seperti sekarang ini.

Tantangan lainnya yang perlu dicermati adalah teknologi yang memampukan robot bukan hanya menjadi perangkat teknis yang membantu para pekerja tetapi mereka adalah pekerja itu sendiri.  Bagaimana dengan manusia?

Di masa depan, manusia dituntut memiliki kemampuan yang tak bisa diambilalih oleh robot, seperti kemampuan memecahkan masalah yang komplek secara kritis dan reflektif (complex problem solving dan critical thinking), kreatifitas dan empati, koordinasi dan negosiasi, serta hal lain yang memerlukan kapasitas insani.

Prasetyantoko menegaskan “revolusi digital tak berarti meminggirkan total manusia, namun jelas diperlukan pemakanaan baru akan pembagian kerja, wewenang dan peran antara human and machine. Manusia dituntut untuk melakukan tranformasi secara mendasar (fundamental shift) dan memaksimalkan genuine creativity-nya dengan belajar terus-menerus (long life learning).“

Dr. Ir. Illah Sailah (Ini siapa?) menambahkan, sejalan dengan apa yang telah disampaikan oleh rektor UAJ mengatakan, profesi baru yang bersentuhan dengan internet of things, robotik dan big data akan menjadi tantangan di era 4.0.  Bersiaplah dengan berbagai persaingan dan perubahan. 

"Beradaptasilah dengan perubahan, jangan jauhi perubahan.  Saya juga mengucapkan selamat kepada tiga puluh sembilan mahasiswa yang mendapatkan beasiswa kemristekdikti yang hari ini diwisuda, semoga suatu hari anda juga memberikan beasiswa bagi yang membutuhkan,” kata dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement