Kamis 03 Jan 2019 20:52 WIB

Rakernas Kemenristekdikti Dorong PT Jawab Tantangan Disrupsi

Menristekdikti menilai masalah fleksibilitas menjadi sangat penting.

Rep: Bowo pribadi/ Red: Esthi Maharani
Menteri Riset dan Pendidikan Tinggi, Mohamad Nasir
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Menteri Riset dan Pendidikan Tinggi, Mohamad Nasir

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti)  terus mendorong langkah- langkah strategis bagi pendidikan tinggi (PT) untuk menghadapi tantangan era era disrupsi. Salah satu upaya yang dilakukan adalah meluncurkan regulasi tentang pembukaan program studi (prodi) yang memiliki fleksibilitas dengan kebutuhan serta mampu mengantisipasi berbagai perubahan yang terjadi.

Hal ini terungkap dalam Rakernas Kemenristekdikti yang dilaksanakan di gedung Prof Soedarto, kampus Universitas Diponegoro (Unndip), Tembalang, Kota Semarang, Jawa tengah, Kamis (3/1). Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), M Nasir mengatakan, Rakernas ini sangat strategis dengan adanya perkembangan disrupsi, di mana masalah fleksibilitas menjadi sangat penting. Selama ini yang berjalan fleksibilitasnya sangat rendah sekali. Maka perlu ada regulasi yang nanti akan diluncurkan Kemenristekdikti, yakni tentang pembukaan prodi.

Kedua dalam perkuliahan ke depan, PT harus menuju e-learning dan ini sedang digarap terus. Yang politeknik atau pendidikan vokasi nanti akan terjadi sistem multi entry dan multi exit (terbuka). Berikutnya bagaimana PT bisa mengantisipasi berbagai perubahan yang terjadi. Jika ini bisa dilakukan, dosen pun (yang pendidokan vokasi) bisa bekerjasama dengan praktisi yang paham dan membidangi dan selama ini tidak pernah mendapatkan perhatian serius.

“Ini yang harus kita lakukan, nanti Dirjen Sumber Daya manusis harus menata ulang hal ini,” jelas menristekdikti.