REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Universitas Hasanuddin (Unhas), Arsunan Arsin mengimbau agar mahasiswa Unhas tidak ikut terprovokasi atas kericuhan yang terjadi di Papua. Arsunan mengatakan upaya provokatif saat ini dilakukan oleh oknum tidak bertanggung jawab dan hanya ingin merusak persatuan yang sudah dibangun bersama.
"Kita dihadapkan dengan upaya provokatif dan mencoba merusak persatuan dan kesatuan yang telah kita jalin bersama, maka saya mengimbau agar mahasiswa Unhas tidak terpancing dan terpengaruh," kata Arsunan, Selasa (20/8).
Ia mengatakan, pada 17 Agustus 2019 lalu diadakan Unhas Day yang merupakan rangkaian kegiatan Penerimaan dan Pengembangan Karakter Mahasiswa Baru (P2KMB) Unhas tahun 2019. Sebanyak 6.137 mahasiswa baru Unhas, termasuk 39 mahasiswa baru program vokasi kesehatan asal Kabupaten Asmat. "Mahasiswa asal Papua ini bergembira dan menunjukkan kebahagiaan dengan menari bersama," kata Arsunan menegaskan.
Mahasiswa Universitas Hasanuddin asal Papua, tampil dengan tarian kreasi perpaduan tradisional-modern, "Balada Cenderawasih", saat tampil di acara Unhas Day, 17 Agustus 2019 lalu.
Arsunan menuturkan, perayaan hari kemerdekaan sejatinya bertujuan untuk mengingatkan semua masyarakat akan persatuan dan kesatuan bangsa. Kedua hal tersebut menjadi modal kemerdekaan untuk tetap dirawat dan dipelihara.
Ia juga mengungkapkan keprihatinannya atas apa yang terjadi di Papua. Namun ia menganjurkan agar semua masyarakat khususnya mahasiswa Unhas tidak bersikap reaktif dan terprovokasi. "Untuk itu sekali lagi saya mengimbau mahasiswa Unhas untuk tidak terpengaruh dan menyebarkan berita-berita yang mencoba mengganggu rajutan persatuan dan kesatuan kita sebagai bangsa yang bermartabat," kata dia lagi.