REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Berasal dari keluarga sederhana, tak menyurutkan semangat berprestasi Sanhaji asal Bondowoso, Jawa Timur yang juga mahasiswa Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, IPB University. Ayah Sanhaji bekerja sebagai tukang meubel dengan penghasilan sekitar 2,5 juta rupiah per bulan dan ibu yang tidak bekerja. Sejak menyelami masa kampus di IPB University, Sanhaji telah meraih setidaknya 15 prestasi. Baik yang berskala nasional maupun internasional.
“Ketika kelas 2 SMA saya mencoba mengikuti extrakurikuler KIR (Karya Ilmiah Remaja), namun karena hati setengah-setengah saya pun pusing dengan KIR, akhirnya saya berhenti di awal. Ketika kuliah tingkat pertama saya mulai belajar sendiri menulis proposal ilmiah pada ajang Program Kreativitas Mahasiswa (PKM). Tentu gagal tidak didanai ketika di awal karena tulisannya ala kadarnya. Alhamdulillah, di tingkat dua saya menerima beasiswa tempat tinggal Asrama Pondok Inspirasi, di sinilah saya mulai belajar sungguh-sungguh cara menulis karya ilmiah yang baik,” ujar Sanhaji dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Selasa (24/9).
Pada awalnya, Sanhaji mengakui bahwa menulis itu sulit terutama dalam mencari ide yang tepat serta kesusahan dalam merangkai kalimat. “Namun bagi saya hal tersebut bagaikan peta sebagai petunjuk untuk mendapatkan harta karun. Dan hal tersebut terbukti, kerja keras dengan ikhtiar terus belajar menulis yang baik melalui pembinaan asrama Pondok Inspirasi, berdoa dan dukungan dari orang tua serta kak Rico Juni Artanto yang selalu memotivasi saya menjadi yang terbaik. Alhamdulillah sekarang saya sangat menikmati manfaat dan keberkahan yang diberikan oleh Allah SWT. Insya Allah rezeki terus mengalir dengan berkah,” ujar Sanhaji yang juga terpilih menjadi Delegasi IPB TRI-U di China, Oktober 2019 ini.
Adapun untuk terus berkarya dengan prestasi dan inovasi, Sanhaji mengakui bahwa ia termotivasi untuk membahagiakan orang tua, menciptakan inovasi, mempersiapkan skripsi, dan mewujudkan cita-citanya menjadi wirausaha di bidang alat dan mesin pertanian. Melalui karya-karya yang telah dibuat, maka karya tersebut dapat dijadikan produk yang dapat dikomersialkan. Terdapat dua produk unggulan karya Sanhaji bersama tim yaitu ERBRON-C (alat pengutip buah brondolan sawit) dan STAR-TREX (mesin pengangkut tambang belerang).
“Masya Allah saya sangat bersyukur kepada Allah SWT. Ibu dan bapak saya selalu memberikan yang terbaik buat saya dengan cara apapun. Saya ingat sekali untuk berangkat ke IPB semester 1 demi membelikan saya laptop, bapak saya sampai rela menjual sapi. Padahal sapi tersebut merupakan sapi lokal dan harta berharga keluarga kami. Sejak awal saya sudah menolak, kalau bapak sampai menjual sapi. Dan sampai saat ini Alhamdulillah saya dapat menciptakan karya-karya yang luar biasa dengan laptop itu,” ujarnya.
Sanhaji merupakan mahasiswa penerima Bidikmisi yang sejak kuliah ia harus belajar untuk mandiri. Hal yang tertanam dalam pikirannya adalah ia harus mencari cara agar tidak menerima kiriman dari orang tuanya. “Alhamdulillah Allah selalu memberikan rezeki langsung kepada saya melalui berbagai lomba-lomba karya ilmiah. Terutama jasa Ibu saya yang tiada terkira. Ibu selalu berdoa dan menginginkan saya untuk melanjutkan S2, meskipun dengan ekonomi yang sederhana. Semoga Allah memberikan kesempatan kepada saya untuk melanjutkan hingga S3 dengan cara apapun,” tutupnya.