Kamis 26 Sep 2019 09:05 WIB

Ari Kuncoro Ingin UI Masuk 200 Kampus Terbaik Dunia

Rektor terpilih diharapkan merangkul semua elemen.

Rektor UI terpilih Prof Ari Kuncoro
Foto: Dok Universitas Indonesia
Rektor UI terpilih Prof Ari Kuncoro

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Universitas Indonesia (UI) telah menetapkan Ari Kuncoro sebagai rektor terpilih periode 2019-2014. Pemilihan rektor dilakukan oleh anggota Majelis Wali Amanat (MWA) UI usai debat publik ketiga terhadap tiga calon rektor di Makara Art Center UI, Depok. Rektor terpilih dijadwalkan akan dilantik pada 20 Desember 2019.

Ari mengatakan, program-programnya dalam memimpin UI akan berfokus kepada kerja sama dari berbagai pihak. “Kalau mau berburu cepat, berburulah sendiri, tapi kalau mau berburu dengan hasilnya banyak, berburulah bersama-sama, bersinergi, dan berkolaborasi,” ujar dia dalam sambutannya, Rabu (25/9).

Ari mendapatkan 16 suara dari jumlah total sebanyak 23 suara. Keseluruhan suara itu berasal dari 15 anggota MWA dan delapan suara dari Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti). Dalam aturan, Menristekdikti mempunyai 35 persen hak suara dari jumlah seluruh hak suara.

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UI itu mengalahkan dua kompetitornya, yakni Abdul Haris dan Budi Wiweko dalam perebutan menjadi orang nomor satu di UI. Abdul Haris dalam pemilihan mendapat tujuh suara, sementara Budi Wiweko tak mendapat suara dari anggota MWA.

Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian Darmin Nasution tampak hadir dengan memberikan suaranya terlebih dahulu sebelum rapat paripurna penetapan rektor terpilih. Selain mereka, tampak hadir Ketua KOI sekaligus Direksi FIBA Erick Thohir di lokasi untuk memberikan suaranya.

Ketiganya merupakan anggota MWA UI. Sri Mulyani, anggota WMA dari unsur wakil dosen, Darmin Nasution dari unsur masyarakat, dan Erick Thohir wakil unsur masyarakat umum. “Siapa pun yang terpilih, tentu saya berharap bisa bekerja sama.Selamat bekerja dan membesarkan nama UI,” ujar Sri Mulyani.

Ketua MWA UI Saleh Husin mengatakan, proses pemilihan rektor UI berjalan berdasarkan asas profesional, nondiskriminatif, akuntabel, dan transparan. Dia berharap, Ari dapat merangkul semua elemen untuk dapat menjadikan UI semakin kuat dan menjadi universitas berkelas dunia.

“Riset harus semakin dimantapkan dan riset yang dilakukan diharapkan sinergis dengan dunia usaha agar bisa semakin bermanfaat,” kata Saleh.

photo
Sejumlah mahasiswa mengikuti upacara peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) di Universitas Indonesia (UI), Depok, Jawa Barat. (ilustrasi)

Tantangan peringkat dunia

Ari Kuncoro menjawab tantangan membawa UI masuk daftar peringkat 200 perguruan tinggi terbaik dunia. Menurut dia, salah satu syarat yang harus dipenuhi adalah UI harus membina kolaborasi dengan universitas bereputasi di luar negeri. “Karena yang jadi sampel itu universitas di luar negeri, nah kalau kita di sini saja nggak pernah ke sana bagaimana mereka bisa tahu kita,” ujar Ari.

Dia mengatakan, UI harus melakukan kerja sama riset atau penelitian dengan universitas bereputasi di luar negeri. Selama ini, kata dia, yang sering terjadi kerja sama dengan perguruan tinggi hanya dalam hal pembelajaran, seperti program double degree.

Di UI, lanjut Ari, ada istilah cuti akademis bagi para peneliti yang bergabung dalam penelitian di luar negeri. Mereka bertemu dengan peneliti lain dari perguruan tinggi luar negeri yang kemudian membentuk satu tim. Para peneliti Indonesia ikut serta membuat proposal. Penelitian di luar negeri itu setidaknya berlangsung minimal lima pekan dan maksimal tiga bulan sehingga memperluas jaringan dan membina hubungan antarpeneliti.

Menurut Ari, keikutsertaan peneliti Indonesia dalam penelitian di luar negeri efektif mendorong UI meningkatkan peringkat universitas terbaik dunia. Dibandingkan hanya menulis artikel jurnal yang diterbitkan di jurnal internasional.

“Tetapi, di sana, kalau dengan menulis proposal, tinggal di sana tiga bulan kemudian meneliti di sana maka itu adalah suatu silaturahim dan itu nilainya tinggi, dananya (yang didapatkan) berapa, jadi tidak sekadar artikel ilmiah,” ujar Ari.

Kemudian, lanjut dia, peneliti juga akan mendapatkan dana penelitian dari proposal yang diajukan bersama timnya. Sehingga, sumber daya manusia (SDM) di sektor perguruan tinggi tak sekadar menulis artikel ilmiah, tapi turut serta dalam penelitian dunia.

Ari menuturkan, hal itulah nantinya yang akan menjadi konsep baru dalam meningkatkan SDM yang dicetak dari perguruan tinggi. Konsep melibatkan peneliti Indonesia dalam penelitian di luar negeri akan mulai coba diberdayakan oleh UI dan lebih baik jika diikuti universitas lain di Indonesia.

Dia juga menanggapi kebijakan pemerintah mendatangkan rektor asing untuk menjadi rektor di perguruan tinggi Indonesia. Menurut dia, rektor asing menjadi dorongan untuk para rektor warga Indonesia terus memperbaiki diri. Bagi dia, yang paling penting adalah penyusunan tata kelola di universitasnya, mulai dari pembelajaran, penelitian, dan pengabdian masyarakat.

“Saya rasa, rektor asing itu bisa kita lihat sebagai pemicu bagi kita untuk bekerja lebih baik,” ujar Ari. Sementara itu, Rektor UI Muhammad Anis mengatakan, estafet kepemimpinan di UI berjalan dengan baik dan kekeluargaan. Anis saat ini masih menjabat sebagai rektor hingga pelantikan dilangsungkan pada Desember mendatang.

“Saya sudah berdialog dengan rektor terpilih, yakni Profesor Ari Kuncoro dan tentu saya berharap semua program-program yang ada dalam visi misi beliau dapat dijalankan dengan baik,” ujar Anis. n mimi kartika, ed: mas alamil huda

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement