REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN – Universitas Gadjah Mada kembali menggelar penghargaan Insan UGM Berprestasi. Tahun ini, Alissa Qotrunnada Munawaroh Wahid atau lebih dikenal Alissa Wahid menjadi salah satu penerima penghargaan.
Alissa masuk kategori alumni berprestasi. Alissa sendiri berpendapat banyak alumni yang bergerak dalam bidangnya, yang dinilai karena di UGM mereka tidak cuma mendapat ilmu berdasarkan masing-masing juruan.
Bagi Alissa, mereka mendapat pula nilai-nilai seperti keadilan dan inklusivitas dari UGM. Karenanya, Alissa menekankan, anugerah ini sekaligus menjadi angin segar bagi kalangan tersebut.
Ia merasa, pekerjaannya bukanlah bidang yang kompetitif. Artinya, tidak ada standar pasti untuk mengukur, sehingga tidak ada angka pasti dalam menentukkan siapa yang lebih baik.
"Penghargaan ini menunjukkan kalau usaha kami dalam pergerakan sosial dihargai," kata Alissa di Balairung UGM, Rabu (16/10) malam.
Alissa berharap, penghargaan ini menjadi motivasi kepada mahasiswa maupun alumni untuk tidak takut memiliki idealisme. Ia menegaskan, mahasiswa merupakan jembatan idealitas dengan realitas.
Selain itu, ia mengingatkan, mahasiswa-mahasiswa kuliah karena mendapat dukungan dari pajak rakyat. Karenanya, ilmu-ilmu yang didapatkan memang harus bermuara untuk kemaslahatan rakyat.
"Sudah sepantasnya ilmu yang mahasiswa peroleh juga harus dikembalikan ke rakyat," ujar Alissa.
Senada, Rektor UGM, Panut Mulyono berharap, penerima penghargaan mampu menjadi agen perubahan. Sehingga, ketika kembali ke lingkungan masing-masing, dapat menjadi motivator bagi rekan-rekan yang lain.
Panut menambahkan, penghargaan tidak berarti apa-apa karena prestasi yang diraih tidak hadir begitu saja. Prestasi, justru merupakan hasil kerja keras, ketekunan, doa dan dukungan orang-orang sekitar kita. "Mari kita perbanyak lagi kontribusi untuk kesejahteraan bangsa dan negara Indonesia tercinta ini," kata Panut. (Wahyu Suryana)