REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Rektor Institut Tazkia Murniati Mukhlisin menyatakan akan mendorong mahasiswa Institut Tazkia berwirausaha. Hal itu tak terlepas dari minat para mahasiswa yang ingin menjadi pebisnis.
"Ternyata lima tahun terakhir ketika kami survei, 70 persen mahasiswa Tazkia itu memiliki kecenderungan berwirausaha yang tinggi," kata Murniati usai melangsungkan prosesi wisuda di Puri Begawan, Kota Bogor, Rabu (27/11).
Menurutnya, di era keterbukaan informasi, Indonesia bukan hanya membutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang menguasai teori, tetapi SDM yang mampu mempraktikkan teori agar bermanfaat bagi umat. Karena itu, ia mengungkapkan, Institut Tazkia terus berupaya mewujudkan semangat tersebut. Salah satunya berkolaborasi dengan pebisnis dan instansi agar dapat mendorong mahasiswa Tazkia berwirausaha.
"Akhirnya kita membuka banyak peluang-peluang kerjasama dengan para pebisnis dan Kementrian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) untuk membuat inkubator bisnis di kampus supaya mahasiswa itu langsung praktik," ujarnya.
Dengan adanya kolaborasi tersebut, Murniati menjelaskan, banyak mahasiswa yang dapat mengaplikasikan ide bisnis mereka. Ia menjelaskan, ide 10 kelompok mahasiswa Tazkia berhasil mendapatkan pendanaan dari Kemenpora.
"Kita carikan langsung baik melalui model bisnis syariah maupun bisnis lainnya, seperti baru-baru ini yang dari Kemenpora," katanya.
Meskipun Institut Tazkia belum semegah kampus Islam negeri pada umumnya, Murniati berharap mahasiswanya dapat berkontribusi besar terhadap kemajuan bangsa. Karena itu, ia menyatakan senantiasa menyiapkan SDM yang unggul dan berdaya saing di tingkat nasional.
"Bagi kami bukan hanya (mahasiswa) unggul dari akademik tapi juga praktik langsungnya untuk kemandirian umat," ujarnya.