REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- TNI Angkatan Darat melakukan kerja sama sekaligus penandatanganan nota kesepahaman (MoU) di bidang pendidikan dan ilmu pengetahuan dengan Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri (PTN) Indonesia.
"Perlu adanya kerja sama karena ke depan kita membutuhkan manuver dan informasi. Maka mau tidak mau kita harus menguasai teknik informasi, elektronik, satelit, dan sebagainya. Ini merupakan kesempatan yang luar biasa untuk bekerja sama," kata Kepala Staf TNI AD (KSAD), Jenderal TNI Budiman dalam pidato sambutannya di Aula Mabesad, Jakarta Pusat, Senin (26/5).
Menurut dia, kerja sama yang dilakukan meliputi kerja sama di bidang pendidikan, pelatihan, penelitian, pengembangan dan pengabdian masyarakat sesuai tugas masing-masing yang dimiliki TNI AD dan PTN. Hal itu berkaitan dengan pertahanan negara, pengembangan kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM), penyelenggaraan kegiatan ilmiah serta pengkajian dan konsultasi.
"Strategi informasi TNI AD di bidang teritorial kompleks permasalahannya karena masyarakat akan semakin pandai dan hebat. Apabila kami tidak hebat, maka kami akan kedodoran dan kami akan ditinggal. Salah satu sistem yang paling baik adalah sistem pertahanan semesta dimana TNI adalah kekuatan utama dan rakyat sebagai sistem pendukung," tuturnya.
Menurut Budiman, seseorang yang akan menjabat sebagai asisten personil paling tidak ke depan harus memiliki gelar di bidang human resources development, dan sebagainya. "Prajurit kami harus memiliki pendidikan di bidang psikologi sosial, antropologi sosial, dan lainnya. Jadi banyak lingkup yang bisa kita kerjasamakan. Namun kami juga membutuhkan masukan banyak dari pihak PTN," paparnya.
KSAD pun menyadari satu negara bisa runtuh karena masalah ekonomi, informasi, bahkan finance bisa menghancurkan satu negara. "Oleh karena itu, prajurit yang ada di teritorial, adalah bagian untuk memiliki tugas mensupport dan bersinergi dari 'soft power' ke 'hard power' dan menjadi 'smart power' untuk menjaga keutuhan dan kedaulatan NKRI," ujarnya.